Komunikasi Produktif Game level1#part 12
Assalamualaikum..Malam Bunda. Baru bisa nulis malam, mumpung ayahnya Danish sudah pulang kantor jadi bisa nemenin Danish main sebentar. Oia, bunda semua sehat? Qodarullah banyak yang sedang sakit flu batuk, mulai dari saya sendiri, Danish, ponakan dan kakak juga. Mungkin karena daya tahan tubuh yang menurun sehingga mudah terserang virus flu. Sebaiknya bunda juga menjaga kesehatan dengan minum suplemen tambahan untuk menjaga daya tahan tubuh.
Dulu sewaktu saya belum punya anak, kalau sedang flu jarang sekali minum obat. Bikin sup yang hangat, minum air jahe,atau makan bakso serta istirahat yang cukup yang penting bisa buat tubuh lebih nyaman. Biasanya 1-2 hari demam, pusing dan bersin-bersinnya sembuh tinggal batuk atau flunya. Lain dulu lain sekarang, sudah ada Danish jadi saya tidak bisa berlama-lama dengan penyakit flu batuk. Sebisa mungkin segera sembuh agar tidak menular ke Danish.
Baiklah Bunda, saya mulai cerita hari ini ya. Danish senang sekali menggambar kipas, kalau menggambar dia terlihat nyaman menggunakan tangan kiri meski sudah berkali-kali diajari. Tetapi tetap saja kembali lagi ke tangan kiri, neneknya bahkan sering menyalahkan Danish kalau menggambar dengan tangan kiri. Neneknya beranggapan nanti masalah makan jadi terbiasa juga dengan tangan kiri. Saat neneknya sedang membimbing Danish, saya memilih diam tidak ikut campur. Sore ini, Danish sedang menggambar kipas, lalu saya mencoba mengarahkan Danish dengan tangan kanan.
Saya: “Danish, coba gambar pakai tangan kanan.”
Danish: “ ga bisa ga bisa”.
Saya: “ ayo, coba dulu.”
Danish: (memindahkan crayon ke tangan kanan tetapi saat mulai gambar langsung pindah tangan kiri lagi).
Saya: “ Danish, ayo coba gambar pakai tangan kanan.”
Danish:” (mencoba pakai tangan kanan tapi saat membuat lingkaran, hasil gambarnya tidak sebagus jika pakai tangan kiri lalu Danish berhenti menggambar)
Saya:” Danish, kesusahan ya gambar pakai tangan kanan?”
Danish:” Danish susah pakai tangan kanan.”
Saya: “Kalau sama ummi (nenek) Danish mau pakai tangan kanan?”
Danish: “ Ga, ga mau.”
Saya:” Yaudah, ga apa-apa nulis pakai tangan kiri tapi kalau makan minum pakai tangan?”
Danish: “ kanan, OK! (mengikuti dialog di salah satu bukunya)”
Cukup membantu ya Bunda kalau dibacakan buku, jadi Danish tidak merasa digurui. Dia meniru kata-kata atau perilaku dari buku yang sering dibacakan oleh ibunya.
Setelah berdialog sama Danish, saya pun pamit masak ke dapur. Namun yang terjadi Danish tidak mengijinkan saya untuk memasak padahal saya harus memasak untuk makan sore ayahnya. Entah kenapa Danish tidak mau ibunya melakukan kegiatan lain yang tidak melibatkan dia. Saya sebenarnya ingin melibatkan Danish tetapi kondisi badan yang sedang tidak enak jadi saya ingin segera menyelesaikan tugas memasak lalu bermain lagi dengan Danish. Walhasil yang terjadi, Danish merengek memanggil saya tanpa henti.
Danish: “ ibu lagi apa?”
Saya: “ ibu lagi masak sayang untuk makan ayah.”
Danish: “ ibu udah masaknya?”
Saya: “ belum sayang, nanti kalau udah selesai, ibu nemenin Danish main lagi.”
Danish: “ Ibu udah masaknya, temenin Danish.”
Selama memasak, saya terus bernegosiasi dengan Danish. Mungkin kali ini saya belum berkomunikasi produktif dengannya sehingga yang terjadi adalah rengekan-rengekan Danish terus menemani saya memasak. Speechless rasanya, Bund. Kalau masakan bisa ditinggal, saya menghampiri Danish lalu balik lagi ke dapur mengecek masakan. Jarak antara ruang tengah dengan dapur sangatlah dekat karena kontrakan kami kecil jadi Danish tetap bisa melihat saya. Namun, karena yang dia inginkan adalah ibunya menemani bermain jadi tetap saja merengek. Harus setroong ya Bunda. Karena bundalah manajer di rumah sendiri dan yang paling paham bagaimana mengatur semuanya menjadi beres.
Hmmm...sekian dulu ya Bunda cerita hari ini, berhubung sudah malam jadi mau istirahat dulu. Mudah-mudah besok lebih sehat. Aamiin..Selamat malam bunda, selamat istirahat dengan membawa pahala seharian.
Wassalamualaikum..
Ibu pembelajar
Resti
Komentar
Posting Komentar