Komunikasi Produktif Game Level 1#Part 1
Assalamualaikum...Bunda-bunda sholihah.
Ingin sedikit berbagi cerita pengalaman saya. Saat ini saya sedang mengikuti kelas Bunda Sayang yang diadakan oleh IIP Bekasi. Selama 12 bulan saya bersama teman2 satu kelas di Bunsay#3 Bekasi akan belajar bagaimana menjadi ibu kebanggaan keluarga. Setiap bulan, kami akan menerima materi dan tantangan yang akan mengasah kemampuan kami sebagai seorang ibu. Jangan salah ya, menjadi ibu itu sebuah profesi loh yang butuh keahlian khusus. Tantangan yang diberikan harus dikerjakan minimal 10 hari berturut-turut, boleh loncat hari asalkan tidak kurang dari 10. Waktu yang disediakan kepada kami yaitu mulai tanggal 2-18 November 2017. Doakan kami ya, dapat mengerjakan tantangan ini secara konsisten.
Pada kesempatan ini, saya akan berbagi mengenai hari pertama mengerjakan tantangan level 1 atau biar keren saya sebut dengan “Game Level 1#Part 1”.
Game yang diberikan yaitu bagaimana berkomunikasi secara produktif dengan anggota keluarga. Tujuannya agar kami mampu menyampaikan informasi dengan cara yang tepat sehingga informasi tersebut dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh penerima pesan. Intinya apa sih, bunda? Ya agar bunda nantinya dapat bersikap elegan di rumah, tanpa teriakan yang mengganggu seisi rumah hanya karena ingin meminta pertolongan baik kepada pasangan maupun anak.
Di game ini, kami diminta memilih salah satu anggota keluarga yang bisa diajak kerjasama untuk mengerjakan game. Saya memilih anak saya yang pertama bernama Danish (anak baru satu ini). Saat ini usianya 2,5 tahun, masih lucu-lucunya lho, bunda. Untuk berkomunikasi produktif dengannya, part 1 ini saya menggunakan kaidah KISS (Keep Information Short and Simple). Hayo, apa artinya? Ya artinya bahwa informasi yang saya sampaikan ke Danish haruslah pendek dan simpel. Contohnya:
Saya: Danish, tolong ambilkan remote?
Danish: (langsung berdiri, ambil remote di kursi). Mudahkan bunda?
Contoh lagi, saya coba mengumpulkan sampah dan kertas yang berserakan di dalam kamar menggunakan plastik. Lalu, saya meminta Danish membuang plastik itu ke dalam kotak sampah. Tanpa teriakan, tanpa memaksa. Cukup mendekat padanya, berjongkok untuk mensejajarkan tubuh dengan Danish sambil bicara, “ Danish, tolong ibu buang sampah di kotak sampah disana” (saya menunjuk kotak sampah di sudut rumah). Tanpa banyak bicara, langsung membawa plastik tersebut ke kotak sampah, “plung”. Beres kan bunda? Ternyata tidak susah ya meminta pertolongan kepada anak? Mereka juga senang lho bisa membantu bundanya.
Game selanjutnya, saya akan menyiram bunga di teras rumah. Tadinya saya khawatir, nanti dia malah main air dan kotor-kotoran (sebenarnya ga apa-apa ya anak main kotor, tapi saya saja yang sedikit malas membersihkan.hehe..). Tapi saya ingat, game hari ini. Oia, baiklah saya akan coba meminta Danish membantu menyiram bunga. Sebelum keluar rumah, saya bicara sama Danish. “Danish, bantu ibu siram bunga yuks”. Danish senang sekali, langsung turun dari lantai 2 rumah ke bawah sambil bilang, “Bantu ibu siram bunga, yo”. Dia mah suka ngulang kata-kata yang diucapkan ke dia. Namanya juga masih masa (usia) meniru, ga masalah ya bunda.
Begitu pintu dibuka, saya bawa ember dengan 2 gayung ke kran di depan rumah untuk diisi air. Saya minta Danish untuk menyiram bunga, “Danish, siram bunganya ke sini ya (sambil memberikan contoh)”. Alhamdulillah done, sampai semua bunga sudah tersiram. Dia ga main air atau kotor-kotoran lho bunda. Saya ajak ke dalam rumah pun mau. Hmm...rasanya saya sungguh ingin menerapkan selalu komunikasi produktif. Semoga selalu istiqomah untuk hari esok.
Oia, besok masuk Game Level 1#Part 2. Tunggu cerita saya selanjutnya ya Bunda. Terima kasih sudah membaca.
Ibu yang sedang belajar,
Resti
Komentar
Posting Komentar