Resume Diskusi Kelompok 5 Game Level 1 Bunsay IIP
Resume Diskusi Kelompok 5
*Cara Mendidik Anak Perempuan Usia Balita*
Anggota
Cella Rachma Carissa
Jessi Monika
Retna Ayu Mustikarini Kencanasari
Yunita Pratiwi
Alur Diskusi
🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐
Alur diskusi kelompok 5
🧕🏻 *Pukul 12.10 wib, moderator membuka forum*
🧕🏻 Pemateri memberikan *file materi*
🙋🏻♀ Forum dipersilakan *membaca materi* dan *bertanya* dengan format sbb-
Nama:
Kelompok:
Pertanyaan:
*#pertanyaan kirim via japri ke teh @Tika *
ditunggu hingga *pukul 18.00*
👥 *Diskusi* dilakukan selama *1jam (pada pukul 20.00 wib - 21.00 wib )*
🗣 Jawaban pertanyaan ditanggapi penanya, dan *boleh juga ditanggapi peserta lain tetapi bukan dengan pertanyaan lagi* 🙏
🧕🏻 Setelah 1 jam diskusi, diskusi ditutup
🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐
Alur diskusi kelompok 5
🧕🏻 *Pukul 12.10 wib, moderator membuka forum*
🧕🏻 Pemateri memberikan *file materi*
🙋🏻♀ Forum dipersilakan *membaca materi* dan *bertanya* dengan format sbb-
Nama:
Kelompok:
Pertanyaan:
*#pertanyaan kirim via japri ke teh @Tika *
ditunggu hingga *pukul 18.00*
👥 *Diskusi* dilakukan selama *1jam (pada pukul 20.00 wib - 21.00 wib )*
🗣 Jawaban pertanyaan ditanggapi penanya, dan *boleh juga ditanggapi peserta lain tetapi bukan dengan pertanyaan lagi* 🙏
🧕🏻 Setelah 1 jam diskusi, diskusi ditutup
🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐
Materi
Diskusi Inti
1. Nama: Nissa Amanatullah
Kelompok: 1
Pertanyaan:
Teh bagaimana cara mendidik anak perempuan yang di rumah itu banyaknya anak laki-laki..
Apa dulu yang harus diajarkan dari usia balita sampai anak-anak..
Haturnuhun 💐😊
Kelompok: 1
Pertanyaan:
Teh bagaimana cara mendidik anak perempuan yang di rumah itu banyaknya anak laki-laki..
Apa dulu yang harus diajarkan dari usia balita sampai anak-anak..
Haturnuhun 💐😊
Jawaban oleh Jessi Monika
Haturnuhun atas pertanyaannya teh Nisa..
Ini jg merupakan tantangan yg gak mudah ya untuk orangtua yg memiliki kondisi seperti teh Nisa. Semangat teeeh 💪😊
Dari slide yg sudah kami berikan, sebenarnya sudah ada bbrp tips dg kondisi tsb.
Untuk anak2 yg sudah mulai tau dg adanya perbedaan antara laki2 & perempuan (kurang lebih sekitar umur *2 tahun*) maka sudah wajib bagi kita sbg orang tua untuk selalu *memberi pemahaman terus menerus kalau mereka berbeda dan usahakan untuk selalu menonjolkan perbedaan* tsb, seperti:
• *Perbedaan fisik* (rambut anak laki2 pendek/cepak/botak, rambut anak perempuan diusahakan panjang sebahu/lebih/dikerudung/dipita/dibando/dsb).
• *Perbedaan model pakaian*. Usahakan di umur tsb, sudah membedakan model pakaiannya. Kalaupun mendapat pakaian lungsuran, maka bisa kita modifikasi atau mix&match agar tetap mirip sesuai fitrah perempuannya, seperti digabung dg rok, campur motif/warna feminin, pakai hiasan rambut, aksesoris mainan, dll.
• *Tidak menggabung mereka saat mandi.*
• *Tumbuhkan rasa malu*, dg tidak saling membuka bagian badan tertutup anak di tempat terbuka (termasuk di rumah), kalau pakai/ganti baju harus di kamar, saat bak/bab kondisi kamar mandi tertutup agar tidak terlihat saudara yg lain.
Dalam kondisi sedang bermain bersama:
• *Ajarkan anak perempuan permainan sesuai fitrahnya* seperti cara menyanyangi/mengurus boneka2, masak2an (memotong, mencuci buah, memasak), meronce kalung/gelang, dsb.
• Kalaupun anak perempuan mengenal/ikut bermain yg umum untuk anak laki-laki (permainan fisik, tembak2an, sepak bola, dsb) maka penting untuk orangtua agar sering *membatasi waktu bermainnya, selalu menemani dan beri pemahaman* kalau itu untuk anak laki-laki dan berusaha dialihkan dg permainan perempuan lagi.
• *Usahakan untuk mempunyai permainan yg netral agar bisa dimainkan bersama*, seperti: bola warna warni, balok, lego, puzzle, dsb.
Memang gak akan mudah menjalani detail tips tsb apalagi setiap hari dan kondisi anak laki2 yg jauh lebih dominan dan super aktif ya teh. Insyā Allāh semua jerih payah teteh dalam bersabar mendidik anak2 akan mengurangi dosa dan berbuah pahala besar.. Aamiin.. 😊
Ini jg merupakan tantangan yg gak mudah ya untuk orangtua yg memiliki kondisi seperti teh Nisa. Semangat teeeh 💪😊
Dari slide yg sudah kami berikan, sebenarnya sudah ada bbrp tips dg kondisi tsb.
Untuk anak2 yg sudah mulai tau dg adanya perbedaan antara laki2 & perempuan (kurang lebih sekitar umur *2 tahun*) maka sudah wajib bagi kita sbg orang tua untuk selalu *memberi pemahaman terus menerus kalau mereka berbeda dan usahakan untuk selalu menonjolkan perbedaan* tsb, seperti:
• *Perbedaan fisik* (rambut anak laki2 pendek/cepak/botak, rambut anak perempuan diusahakan panjang sebahu/lebih/dikerudung/dipita/dibando/dsb).
• *Perbedaan model pakaian*. Usahakan di umur tsb, sudah membedakan model pakaiannya. Kalaupun mendapat pakaian lungsuran, maka bisa kita modifikasi atau mix&match agar tetap mirip sesuai fitrah perempuannya, seperti digabung dg rok, campur motif/warna feminin, pakai hiasan rambut, aksesoris mainan, dll.
• *Tidak menggabung mereka saat mandi.*
• *Tumbuhkan rasa malu*, dg tidak saling membuka bagian badan tertutup anak di tempat terbuka (termasuk di rumah), kalau pakai/ganti baju harus di kamar, saat bak/bab kondisi kamar mandi tertutup agar tidak terlihat saudara yg lain.
Dalam kondisi sedang bermain bersama:
• *Ajarkan anak perempuan permainan sesuai fitrahnya* seperti cara menyanyangi/mengurus boneka2, masak2an (memotong, mencuci buah, memasak), meronce kalung/gelang, dsb.
• Kalaupun anak perempuan mengenal/ikut bermain yg umum untuk anak laki-laki (permainan fisik, tembak2an, sepak bola, dsb) maka penting untuk orangtua agar sering *membatasi waktu bermainnya, selalu menemani dan beri pemahaman* kalau itu untuk anak laki-laki dan berusaha dialihkan dg permainan perempuan lagi.
• *Usahakan untuk mempunyai permainan yg netral agar bisa dimainkan bersama*, seperti: bola warna warni, balok, lego, puzzle, dsb.
Memang gak akan mudah menjalani detail tips tsb apalagi setiap hari dan kondisi anak laki2 yg jauh lebih dominan dan super aktif ya teh. Insyā Allāh semua jerih payah teteh dalam bersabar mendidik anak2 akan mengurangi dosa dan berbuah pahala besar.. Aamiin.. 😊
Tanggapan oleh Yunita Pratiwi
Kaya anak saya ini. Anak saya perempuan, semua sepupunya (ada 4) laki-laki. 😆 Adakah yg sama?
Jawaban oleh Jessi Monika
Saya teh, anak saya yg paling kecil perempuan dan saya sering dititipkan 2 keponakan laki2 yg sedang aktif2nya 😅 hal ini sangat mempengaruhi anak perempuan saya jadi kebawa sangat sangat aktif 😥.
Tanggapan oleh Cella Rachma
Iya teh setuju bgt sm teh jesi, kalau anak perempuan main mainan khas laki2 kita kasih tau dgn lemah lembut, pelan2, takutnya tambah keras klo di kerasin ya, dan yg terpenting kita carikan main lainnya dan kita temenin mainnya, kalo dicuekin pasti dy mikir mending main lg sm yg laki2 ramean enak brg temen2, hehe.
Tanggapan dari Puspa Ferdina
Teteh,, di aku mah gaada anak laki2, tapi alula sama naira aktif bgt 🤣 naik naik, manjat, loncat, lari 💆🏻♀💆🏻.
Jawaban oleh Jessi Monika
Kalau aktifnya normal gpp ya teh, krn memang sedang masa emasnya untuk bereksplorasi, tinggal stok energi dan sabar ibunya yg dibanyakin lg 🤭.
Kalau aktifnya normal gpp ya teh, krn memang sedang masa emasnya untuk bereksplorasi, tinggal stok energi dan sabar ibunya yg dibanyakin lg 🤭.
Tanggapan oleh Nia Susanti
Disini runi kadang pengen mainan anak cowo karena sepupunya yanh seumuran kebetulan cowo,, tapi saya suk jelasin kalau itu buat anak laki² dan runi perempuan jadi mainannya ya yg perempuan
2. Nama: Teh Puspa
Kelompok: 4
1⃣ Di kelompok sebelumnya dijelaskan bahwa usia 2-5th, anak perempuan harus didekatkan dg ayahnya
Tapi saya menemukan di materi ini, bahwa anak perempuan harus bermain sesuai fitrahnya
Apakah ayahnya jd nemenin anak2 main mainan perempuan?
Kelompok: 4
1⃣ Di kelompok sebelumnya dijelaskan bahwa usia 2-5th, anak perempuan harus didekatkan dg ayahnya
Tapi saya menemukan di materi ini, bahwa anak perempuan harus bermain sesuai fitrahnya
Apakah ayahnya jd nemenin anak2 main mainan perempuan?
Jawaban oleh Yunita Pratiwi
Hatur nuhun teh puspa atas perhatian dan pertanyaanya ya 🙂❤
Sebelumnya, mari kita sedikit mengingat kembali materi kelompok 3 ttg tahapan usia membangkitkan fitrah seksualitas anak.
0-2 thn: tahap awal penguatan konsepsi fitrah. Anak dekat dgn Ibu.
*3-6 thn: anak dekat dengan sosok Ibu dan Ayah. Tahap ini sebagai penguatan konsepsi gender.*
7-10 thn: anak didekatkan sesuai gender. Anak laki-laki dengan Ayah. Anak perempuan dgn Ibu.
11-14 thn: anak dekat dengan Ayah/Ibu lintas gender.
Hal tersebut sejalan dengan materi yg kami bahas bahwa di umur *2-5 tahun yang utama adalah membangun hubungan emosional* dengan menumbuhkan rasa percaya dan aman anak pd kedua orang tua.
Aplikasinya bisa dengan Ibu menemani main sesuai fitrah, Ayah pun turut membangun hubungan emosionalnya.
Hampir sama nih dgn jawaban di pertanyaan sebelumnya bahwa kalaupun anak/ayah/ibu terpaksa (bermain tdk sesuai fitrahnya) maka sebaiknya _batasi durasi waktu main tersebut, temani anak, dan beri pemahaman mengenai peruntukan jenis mainan tersebut._
_Atau usahakan untuk memilih mainan yg netral bisa dimainkan sama-sama, seperti main warna, balok, puzzle, dll._
Mangga teh puspa semoga tidak terpuaskan ya 🙏😊
Sebelumnya, mari kita sedikit mengingat kembali materi kelompok 3 ttg tahapan usia membangkitkan fitrah seksualitas anak.
0-2 thn: tahap awal penguatan konsepsi fitrah. Anak dekat dgn Ibu.
*3-6 thn: anak dekat dengan sosok Ibu dan Ayah. Tahap ini sebagai penguatan konsepsi gender.*
7-10 thn: anak didekatkan sesuai gender. Anak laki-laki dengan Ayah. Anak perempuan dgn Ibu.
11-14 thn: anak dekat dengan Ayah/Ibu lintas gender.
Hal tersebut sejalan dengan materi yg kami bahas bahwa di umur *2-5 tahun yang utama adalah membangun hubungan emosional* dengan menumbuhkan rasa percaya dan aman anak pd kedua orang tua.
Aplikasinya bisa dengan Ibu menemani main sesuai fitrah, Ayah pun turut membangun hubungan emosionalnya.
Hampir sama nih dgn jawaban di pertanyaan sebelumnya bahwa kalaupun anak/ayah/ibu terpaksa (bermain tdk sesuai fitrahnya) maka sebaiknya _batasi durasi waktu main tersebut, temani anak, dan beri pemahaman mengenai peruntukan jenis mainan tersebut._
_Atau usahakan untuk memilih mainan yg netral bisa dimainkan sama-sama, seperti main warna, balok, puzzle, dll._
Mangga teh puspa semoga tidak terpuaskan ya 🙏😊
Tanggapan oleh Puspa Ferdina
Oiyaya,, aq yg salah persepsi ya di konsep fitrahnya 🤭 dikira lintas gender pas usia ini 🙏🏻🙏🏻 maafkaan.
Berarti memang diusahakan ga boleh kaya main mobil2an, robot, dll kaya gitu ya?
Jawaban oleh Jessi Monika
Iya betul teh, *usahakan* bukan berarti gakan sama sekali ya.. Krn pastinya akan ada kondisi dimana anak perempuan akan bermain dg saudara/sepupunya yg laki2. Jadi intinya harus didampingi saat anak bermain.
Tambahan dari Yunita
Tpi sejauh ini aman kan teh? 🤭
Jawaban oleh Jessi Monika
Nah ini yg sebaiknya dihindari teh, krn akan berdampak kebingungan pada fitrah seksual anak kalau dibiarkan terus2an.
Kalau dr pengalaman saya, saya seringnya dapat lungsuran mainan anak laki2 🤭 Kalau ga enak nolaknya, paling saya filter lagi jd yg kurang pas untuk anak perempuan, maka barang tsb akan saya simpen aja gak dimainin ke anak.
Kalau dr pengalaman saya, saya seringnya dapat lungsuran mainan anak laki2 🤭 Kalau ga enak nolaknya, paling saya filter lagi jd yg kurang pas untuk anak perempuan, maka barang tsb akan saya simpen aja gak dimainin ke anak.
Tambahan dari Yunita
Dikembalikan lagi ke situasi dan kondisi juga berarti ya tetehs.
Diusahakan dibatasi, ditemani, diberi pengertian/sugesti positif mengenai jenis mainan yg tak sesuai fitrahnya.
2⃣ masih di usia ini (2-5 thn), beberapa praktisi parenting menyarankan bahwa anak2 ( laki laki atau pun perempuan ) harus diberi kesempatan untuk belajar mengambil keputusan sendiri, misalnya seperti memilih baju sendiri
Namun saya pernah dengar, dalam beberapa kajian Sunnah, bahwa anak perempuan itu, tidak boleh diberi kesempatan untuk belajar mengambil keputusan sendiri
Dg pertimbangan, anak perempuan hafus taat dan patuh pada orangtua, dan nanti nya harus patuh dan taat pada suami..
Berbeda dg anak laki2 yg memang harus dilatih untuk itu bertanggung jawab dlm mengambil keputusan, karena akan menjadi kepala keluarga
Menurut kelompok 5, bagaimana?
Diusahakan dibatasi, ditemani, diberi pengertian/sugesti positif mengenai jenis mainan yg tak sesuai fitrahnya.
2⃣ masih di usia ini (2-5 thn), beberapa praktisi parenting menyarankan bahwa anak2 ( laki laki atau pun perempuan ) harus diberi kesempatan untuk belajar mengambil keputusan sendiri, misalnya seperti memilih baju sendiri
Namun saya pernah dengar, dalam beberapa kajian Sunnah, bahwa anak perempuan itu, tidak boleh diberi kesempatan untuk belajar mengambil keputusan sendiri
Dg pertimbangan, anak perempuan hafus taat dan patuh pada orangtua, dan nanti nya harus patuh dan taat pada suami..
Berbeda dg anak laki2 yg memang harus dilatih untuk itu bertanggung jawab dlm mengambil keputusan, karena akan menjadi kepala keluarga
Menurut kelompok 5, bagaimana?
Jawana oleh Jessi Monika
Saya pribadi sudah mendengar kajian tsb *("Adab terhadap Anak" oleh Ust. Khalid Basalamah)* dan setuju dengan penerapannya. Krn betul hal tsb akan terasa saat dewasa/sudah menikah krn memang fitrah perempuan harus mudah menurut dg suami dan suami harus lebih dominan dalam mengambil keputusan.
Tetapi *bukan berarti anak perempuan sama sekali tidak diberi kesempatan memilih dan mengambil keputusan sendiri, bijaknya adalah untuk meminimalkan dalam memilih/mengambil keputusan*. Karena mereka tetap akan berada dikondisi harus memilih/mengambil keputusan ketika saat sedang tidak bersama kita, seperti di sekolah, lingkungan pertemanan, bermasyarakat dan berkeluarga nanti.
Dan dr pengalaman saya, (dalam kondisi normal) anak balita belum bisa memilih dan mereka pun akan menurut apa yg diberikan oleh orangtuanya. Selama kita memberinya dg baik, senang dan tulus.
Sedangkan untuk anak perempuan >5th dan mulai kritis, baru kita arahkan dan beri penjelasan di setiap keputusan penting yg kita pilihkan untuk mereka agar mereka paham secara logika dan psikologi bahwa yg orangtua pilihkan untuk mereka tsb memang yg terbaik. Atau *kita harus lebih dulu memfilter sebelum memberikan mereka kesempatan untuk memilih*, seperti: saat membeli pakaian, kita sudah memfilter modelnya, harganya, tinggal memberi mereka kesempatan untuk memilih warnanya saja. Jadi *usahakan untuk memberi pilihan yg terbatas.*
Tetapi *bukan berarti anak perempuan sama sekali tidak diberi kesempatan memilih dan mengambil keputusan sendiri, bijaknya adalah untuk meminimalkan dalam memilih/mengambil keputusan*. Karena mereka tetap akan berada dikondisi harus memilih/mengambil keputusan ketika saat sedang tidak bersama kita, seperti di sekolah, lingkungan pertemanan, bermasyarakat dan berkeluarga nanti.
Dan dr pengalaman saya, (dalam kondisi normal) anak balita belum bisa memilih dan mereka pun akan menurut apa yg diberikan oleh orangtuanya. Selama kita memberinya dg baik, senang dan tulus.
Sedangkan untuk anak perempuan >5th dan mulai kritis, baru kita arahkan dan beri penjelasan di setiap keputusan penting yg kita pilihkan untuk mereka agar mereka paham secara logika dan psikologi bahwa yg orangtua pilihkan untuk mereka tsb memang yg terbaik. Atau *kita harus lebih dulu memfilter sebelum memberikan mereka kesempatan untuk memilih*, seperti: saat membeli pakaian, kita sudah memfilter modelnya, harganya, tinggal memberi mereka kesempatan untuk memilih warnanya saja. Jadi *usahakan untuk memberi pilihan yg terbatas.*
Tanggapan oleh Puspa Ferdina
Makasih teh jessi pendapatnya
Berarti tetap dineri kesempatan untuk mengambil keputusan ya, namun sudah dibatasi pilihannya.
Makasih teh jessi pendapatnya
Berarti tetap dineri kesempatan untuk mengambil keputusan ya, namun sudah dibatasi pilihannya.
Tambahan oleh Jessi Monika
Iya teh, dibatasi seminimal mungkin. Fitrahnya anak perempuan kan lembut, keibuan, penurut, penyayang, dsb. Walau tidak selalu harus sesempurna itu tp hal2 tsb bisa dibentuk terutama sejak dini.
Akan terasa sekali ketika sudah dewasa kalau sifat dominan dan egonya masih besar, akan mengalami kesulitan saat sudah berumah tangga. Seperti sering susah nurut dg suami padahal yg suami minta/perintahkan hal yg baik dan benar. Bengkoknya wanita ya 🤭.
Akan terasa sekali ketika sudah dewasa kalau sifat dominan dan egonya masih besar, akan mengalami kesulitan saat sudah berumah tangga. Seperti sering susah nurut dg suami padahal yg suami minta/perintahkan hal yg baik dan benar. Bengkoknya wanita ya 🤭.
4. Nama : Dewi Rifayanti
Kelompok : 6
mau ikutan.. injury time.
Ini mah case pribadi, jd memang si anak perempuan ini dibolehkan apa saja dia yg memilih. Apakah masih bisa diatur? Skg usianya 4 th, sy mengira dia strong willed child. Ttpi lebih dari itu, dia ingin dominan dalam segala bidang, bahkan kalau pilihannya dibatasi akan ngamuk. Gmn dong?
Ini mah case pribadi, jd memang si anak perempuan ini dibolehkan apa saja dia yg memilih. Apakah masih bisa diatur? Skg usianya 4 th, sy mengira dia strong willed child. Ttpi lebih dari itu, dia ingin dominan dalam segala bidang, bahkan kalau pilihannya dibatasi akan ngamuk. Gmn dong?
Jawaban oleh Jessi Monika
Nah kondisi ini menurut saya pribadi, dr yg pernah saya baca di salah satu buku, memang anak umur segitu masih didominasi sifat egosentris, bossy dan agresif. Dengan seiringnya waktu, sifat2 tsb akan berkurang dg pemahaman yg semakin matang.
Jadi memang tantangan kita sbg orang tua, agar selalu berusaha jadi tauladan anak yg baik dg mencontohkannya lgsg. Walau kadang gak konsisten ya sbg ibu sering dipengaruhi berbagai hal, tp setidaknya kita harus tetap berusaha untuk mendidik anak dg baik dan sabar..
Jadi memang tantangan kita sbg orang tua, agar selalu berusaha jadi tauladan anak yg baik dg mencontohkannya lgsg. Walau kadang gak konsisten ya sbg ibu sering dipengaruhi berbagai hal, tp setidaknya kita harus tetap berusaha untuk mendidik anak dg baik dan sabar..
Tanggapan dari Yunita
Kl boleh tau jenis mainan apa teh @dewi?
Jawaban Dewi Rifayanti
Nggak sih bukan mainan aja.. baju juga.. pokoknya semua dia yg harus milih dan ngasih keputusan. Pernah sekali saya bilang, kalau lama sy yg pilihkan. Tapi nggak boleh nangis atau nggak mau pakai. Bilangnya iya, eh pas sy turun bawa bajunya, mogok dia.. katanya gak suka.
Sehari2nya memang dia selalu memilih. Sy pernah dengar katanya, apa2 sebaikbya kita sebagai orang dewasa yg menentukan hingga usia cukup mampu untuk memilih, tp disini sy jgvsetuju kalau boleh anak memilih tp dlm lingkup yg lebih sempit.
Sehari2nya memang dia selalu memilih. Sy pernah dengar katanya, apa2 sebaikbya kita sebagai orang dewasa yg menentukan hingga usia cukup mampu untuk memilih, tp disini sy jgvsetuju kalau boleh anak memilih tp dlm lingkup yg lebih sempit.
Anaknya gk sama ibu bapak.. tinggal sm akek dan enin.. anak kakak saya.. huhu.. sy kesana seminggu sekali. Jd sy jg nggak bisa bnyk bilang apa2.. sy tinggal agak lama waktu mau lahiran Hanum dulu, dan kaget pas tau gini anaknya.. huaduh..
Tanggapan oleh Puspa Ferdina
Usia berapa teh rifa.. 😱 Mungkin ini jawabannya ya teh.. Kembali lg ke pola asuh.
Tanggapan balik Dewi Rifayanti
Skg 4 th.. dr kecil banget udh diizinin milih apapun sm ortunya.. bahkan sy aja suka dikomen, jangan baju itu terus atuh..
Da kumaha atuh sy suka.. wkwkw resep gelut sama anaknya hahahhaha.. trs bikin nangis.. wkwkwk.
Da kumaha atuh sy suka.. wkwkw resep gelut sama anaknya hahahhaha.. trs bikin nangis.. wkwkwk.
Tanggapan oleh Jessi Monika
Ini salah satu resiko kalau anak terpaksa dititipkan ke nenek/kakeknya ya teh.. 😓
Tp apapun itu keadaannya dan kita belum bisa maksimal membantu memperbaiki, tetap berusaha kasih masukan yg baik ke kakek neneknya dg berbagai ilmu parenting yg kita dapat 😊.
Tp apapun itu keadaannya dan kita belum bisa maksimal membantu memperbaiki, tetap berusaha kasih masukan yg baik ke kakek neneknya dg berbagai ilmu parenting yg kita dapat 😊.
Tanggapan oleh Cella Rachma
Iya teh harus mulai dibiasakan perlahan lahan diubah, mulai Dibatasi dy ambil keputusan bukan di pilihan2 yg penting, kalau misalnya keputusannya kebetulan baik yg mgkn dibiarkan, tp kalo pilihannya sdh melenceng hrs diluruskan.
---selesai---
#bunsmdasayang
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
Komentar
Posting Komentar