Memahami Gaya Belajar Anak Game Level#4 Part 4 Bunsay
Auditory hari ke 4
Hari ada pengalaman apa ya sewaktu mengamati Danish? Saya hampir lupa menstimulus Danish dengan bunyi2an karena seharian ini mobile. Pagi ke rumah gading beres2 rumah, pergi ke bandung beli pesenan neneknya Danish, sampai rumah nenek dhuhur lalu istirahat, makan, pergi ke tukang cukur rambut untuk mencukur rambut Danish yang mulai panjang.
Tanpa sadar sepanjang jalan ternyata sudah menstimulus Danish, " Danish nanti kita cukur ya, rambutnya udah panjang, kalau ga dicukur nanti gatal2, jangan nangis, ga usah takut, ga sakit koq, nanti ditemenin ayah sama ibu." Danish merespon apa yang saya bicarakan, dengan mengulang apa yang saya bicarakan. Lalu ketika kami sudah di dekat rumah (niat sholat istirahat dan makan) Danish berkata, "Ini koq pulang, ayo cukur rambut Danish, udah gatel" (kurang lebih gitu bicaranya). Yess...alhamdulillah akhirnya mau juga padahal biasanya Danish paling ga suka dicukur, dia takut sama alat potong rambut. Ya saya jawab, " iya nanti dicukur, ini istirahat sholat dan makan dulu ya".
Kemudian setelah sholat, istirahat dan makan kami berangkat ke tukang cukur langganan kakek Danish. Saya sengaja membawa Danish kesana karena tukang cukurnya mampu berinteraksi dengan anak kecil sewaktu mencukur caranya mengajaknya mengobrol liat sekeliling, ada cicak, jam dinding, mobil lewat, dsb.
Ketika memasuki ruangan cukur, Danish menangis saat digendong ayahnya karena takut akan dicukur. Saya langsung bilang, " Katanya ga nangis, ga usah takut, ga sakit koq, sebentar aja biar rambutnya ga garuk2 (gatal)." Dengan ditambah rayuan tukang cukur, akhirnya Danish berhenti nangis. Meski masih sedikit ketakutan, dia tetap diam dipelukan ayahnya sembari tukang cukur menjalankan tugasnya. Alhamdulillah sampai selesai, ga ada drama2 nangis heboh sampai memberontak seperti sebelumnya. Hufft...
Anak sudah beres cukur giliran ayahnya yang cukur, sembari nunggu saya mengajak Danish untuk mencari bakso ikan, tapi yang jual saat dipanggil ga keluar2 dari rumah, ya sudah beli cilok saja. Balik ke tukang cukur, ayahnya sudah selesai. Hmmm..sudah pada cakep, pulang yukk...
Sounding yang saya lakukan dari jauh2 hari sebelum dicukur, hal ini sangat membantu Danish mempersiapkan mentalnya. Coba kalau tiba-tiba diajak ke tukang cukur, wah bakal terjadi drama nangis2 dan berontak saat mau dicukur. Sekian dulu ya Bunda ceritanya. Semoga ada manfaat yang bisa diambil. Terima kasih.
Hari ada pengalaman apa ya sewaktu mengamati Danish? Saya hampir lupa menstimulus Danish dengan bunyi2an karena seharian ini mobile. Pagi ke rumah gading beres2 rumah, pergi ke bandung beli pesenan neneknya Danish, sampai rumah nenek dhuhur lalu istirahat, makan, pergi ke tukang cukur rambut untuk mencukur rambut Danish yang mulai panjang.
Tanpa sadar sepanjang jalan ternyata sudah menstimulus Danish, " Danish nanti kita cukur ya, rambutnya udah panjang, kalau ga dicukur nanti gatal2, jangan nangis, ga usah takut, ga sakit koq, nanti ditemenin ayah sama ibu." Danish merespon apa yang saya bicarakan, dengan mengulang apa yang saya bicarakan. Lalu ketika kami sudah di dekat rumah (niat sholat istirahat dan makan) Danish berkata, "Ini koq pulang, ayo cukur rambut Danish, udah gatel" (kurang lebih gitu bicaranya). Yess...alhamdulillah akhirnya mau juga padahal biasanya Danish paling ga suka dicukur, dia takut sama alat potong rambut. Ya saya jawab, " iya nanti dicukur, ini istirahat sholat dan makan dulu ya".
Kemudian setelah sholat, istirahat dan makan kami berangkat ke tukang cukur langganan kakek Danish. Saya sengaja membawa Danish kesana karena tukang cukurnya mampu berinteraksi dengan anak kecil sewaktu mencukur caranya mengajaknya mengobrol liat sekeliling, ada cicak, jam dinding, mobil lewat, dsb.
Ketika memasuki ruangan cukur, Danish menangis saat digendong ayahnya karena takut akan dicukur. Saya langsung bilang, " Katanya ga nangis, ga usah takut, ga sakit koq, sebentar aja biar rambutnya ga garuk2 (gatal)." Dengan ditambah rayuan tukang cukur, akhirnya Danish berhenti nangis. Meski masih sedikit ketakutan, dia tetap diam dipelukan ayahnya sembari tukang cukur menjalankan tugasnya. Alhamdulillah sampai selesai, ga ada drama2 nangis heboh sampai memberontak seperti sebelumnya. Hufft...
Anak sudah beres cukur giliran ayahnya yang cukur, sembari nunggu saya mengajak Danish untuk mencari bakso ikan, tapi yang jual saat dipanggil ga keluar2 dari rumah, ya sudah beli cilok saja. Balik ke tukang cukur, ayahnya sudah selesai. Hmmm..sudah pada cakep, pulang yukk...
Sounding yang saya lakukan dari jauh2 hari sebelum dicukur, hal ini sangat membantu Danish mempersiapkan mentalnya. Coba kalau tiba-tiba diajak ke tukang cukur, wah bakal terjadi drama nangis2 dan berontak saat mau dicukur. Sekian dulu ya Bunda ceritanya. Semoga ada manfaat yang bisa diambil. Terima kasih.
Komentar
Posting Komentar