Aliran Rasa Level#4 Bunsay IIP
Gaya Belajar Anak
17 hari mengamati gaya belajar anak. Hmm..sebenarnya stimulus2 ke Danish sudah sering dilakukañ tapi ga terkhusus untuk gaya belajar auditory, visual atau kinestetik. Tapi di level 4 ini ternyata kami diminta secara khusus mengamati gaya belajar salah satu anggota keluarga. Tentu partner saya yaitu Danish, secara anak baru satu ini 😊. Sungguh mengejutkan saat saya fokus di salah satu gaya belajar yaitu auditory. Danish benar-benar unggul di gaya belajar ini. Dia senang mendengarkan cerita, mengulang2 kalimat di dalam cerita yang ia dengar, ia mampu menghafal beberapa surat2 pendek dalam Al Quran karena sering diperdegarkan, dan mampu menebak suara2 yang terdengar di lingkungan misal tukang roti, air, bubur lewat. Dia pun sangat sensitif terhadap suara2, mudah terganggu dengan suara, kalau sedang tidur lalu mendengar suara yang mengejutkan maka dia akan terbangun dan menangis.
Kalau soal visual, Danish memang masih di bawah auditory. Tapi alhamdulillah sudah bisa mengumpulkan lego yang warnanya sama meski harus dipancing dengan bercerita tentang mobil parkir dengan warna yang sama. Lalu memcoba mengenalkan warna hijau, setiap yang Danish temui warnanya hijau langsug saya tanyakan warna apa itu, atau warna hijau yang mana. Mengajak Danish ke Mekarsari pun banyak yang hijau2. Sampai berhari2 menstimulus warna hijau, tapi masih juga kesulitan. Yang mengherankan dia tidak pernah salah dengan warna ungu dan orange. Pink, coklat, biru, kuning masih suka kebalik-balik. Ga masalah ya Danish, kita berproses.
Lalu gaya belajar kinestetik Danish. Kalau ini jangan ditanya, sulit menemukan dia tenang kecuali 3 hal, tidur, makan, sibuk dengan mainan. Selebihnya, lompat2, lari2, bicara tanpa henti, menari2, mengacak2 mainan, cucian kering yang sudah dilipat atau buka2 kulkas, hmm..kreatif sekali dan bikin gemas. Setiap diajak jalan2, dia akan menyentuh apa saja, mulai dari batu, rumput, pasir, daun atau bunga. Semua ingin dieksplor, kelihatan sekali kinestetiknya yang paling unggul. Misalnya diajak ke pasar tempel dekat kompleks, dia akan menyentuh ikan hidup di penjual ikan, pegang sayur dan dirontokkin, atau buka2 tempe yang di bungkus daun pisang. Aih...bikin runyam kadang kalau begini, otomatis harus dibeli deh 😂😂. Kalau harus ditulis jadinya bakal panjang ceritanya ga kelar2. Hehe...
Dari ketiga gaya belajar yang diamati, menurut si pengamat alias ibunya. Danish paling unggul di kinestetik, lalu yang kedua auditory atau malah kombinasi keduanya, dan yang ketiga visual. Entahlah yang jelas, ketiganya selalu saya stimulus. Terimakasih untuk IIP atas materi di level 4 yang kece ini. Setidaknya kami sebagai orang tua mempunyai gambaran utuh tentang gaya belajar Danish sehingga harapannya mampu mengembangkan dengan maksimal. Love IIP dan semua tim yang berkaitan.
Salam Ibu Profesional
17 hari mengamati gaya belajar anak. Hmm..sebenarnya stimulus2 ke Danish sudah sering dilakukañ tapi ga terkhusus untuk gaya belajar auditory, visual atau kinestetik. Tapi di level 4 ini ternyata kami diminta secara khusus mengamati gaya belajar salah satu anggota keluarga. Tentu partner saya yaitu Danish, secara anak baru satu ini 😊. Sungguh mengejutkan saat saya fokus di salah satu gaya belajar yaitu auditory. Danish benar-benar unggul di gaya belajar ini. Dia senang mendengarkan cerita, mengulang2 kalimat di dalam cerita yang ia dengar, ia mampu menghafal beberapa surat2 pendek dalam Al Quran karena sering diperdegarkan, dan mampu menebak suara2 yang terdengar di lingkungan misal tukang roti, air, bubur lewat. Dia pun sangat sensitif terhadap suara2, mudah terganggu dengan suara, kalau sedang tidur lalu mendengar suara yang mengejutkan maka dia akan terbangun dan menangis.
Kalau soal visual, Danish memang masih di bawah auditory. Tapi alhamdulillah sudah bisa mengumpulkan lego yang warnanya sama meski harus dipancing dengan bercerita tentang mobil parkir dengan warna yang sama. Lalu memcoba mengenalkan warna hijau, setiap yang Danish temui warnanya hijau langsug saya tanyakan warna apa itu, atau warna hijau yang mana. Mengajak Danish ke Mekarsari pun banyak yang hijau2. Sampai berhari2 menstimulus warna hijau, tapi masih juga kesulitan. Yang mengherankan dia tidak pernah salah dengan warna ungu dan orange. Pink, coklat, biru, kuning masih suka kebalik-balik. Ga masalah ya Danish, kita berproses.
Lalu gaya belajar kinestetik Danish. Kalau ini jangan ditanya, sulit menemukan dia tenang kecuali 3 hal, tidur, makan, sibuk dengan mainan. Selebihnya, lompat2, lari2, bicara tanpa henti, menari2, mengacak2 mainan, cucian kering yang sudah dilipat atau buka2 kulkas, hmm..kreatif sekali dan bikin gemas. Setiap diajak jalan2, dia akan menyentuh apa saja, mulai dari batu, rumput, pasir, daun atau bunga. Semua ingin dieksplor, kelihatan sekali kinestetiknya yang paling unggul. Misalnya diajak ke pasar tempel dekat kompleks, dia akan menyentuh ikan hidup di penjual ikan, pegang sayur dan dirontokkin, atau buka2 tempe yang di bungkus daun pisang. Aih...bikin runyam kadang kalau begini, otomatis harus dibeli deh 😂😂. Kalau harus ditulis jadinya bakal panjang ceritanya ga kelar2. Hehe...
Dari ketiga gaya belajar yang diamati, menurut si pengamat alias ibunya. Danish paling unggul di kinestetik, lalu yang kedua auditory atau malah kombinasi keduanya, dan yang ketiga visual. Entahlah yang jelas, ketiganya selalu saya stimulus. Terimakasih untuk IIP atas materi di level 4 yang kece ini. Setidaknya kami sebagai orang tua mempunyai gambaran utuh tentang gaya belajar Danish sehingga harapannya mampu mengembangkan dengan maksimal. Love IIP dan semua tim yang berkaitan.
Salam Ibu Profesional
Komentar
Posting Komentar