Resume Diskusi Kelompok 10 Game Level 11 Bunsay IIP
Resume Diskusi Kelompok 10
Anggota
MC :
🧕Nia Susanti
Pemateri dan penjawab pertanyaan :
🧕Eneng Rani
🧕Siti Mukmainah
[1/10 08:03] +62 857-2030-5409: 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
MC :
🧕Nia Susanti
Pemateri dan penjawab pertanyaan :
🧕Eneng Rani
🧕Siti Mukmainah
[1/10 08:03] +62 857-2030-5409: 🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Judul
*Peran Orangtua dalam Menghadapi Masa Aqil Baligh Anak*.
Alur diskusi kelompok 10
🌱Pukul 08.00 wib, moderator membuka forum
🌱Penyampaian materi oleh @ergrani
🌱 Forum dipersilakan membaca materi dan bertanya dengan format sbb:
Nama:
Kelompok:
Pertanyaan:
🌱Pertanyaan kirim via wapri ke teh @sitimukmainah - simuk ditunggu hingga pukul 13.00
🌱Diskusi dilakukan selama 1 jam (pada pukul 16.00 wib - 17.00 wib)
🌱Jawaban pertanyaan ditanggapi penanya, dan boleh juga ditanggapi peserta lain
🌱Setelah 1 jam diskusi, diskusi ditutup
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Materi
Diskusi
Nama : Puspa
Kelompok 4
1⃣ Walau belum punya anak laki-laki, tapi aku penasaran 🤭 Bagaimana cara menyampaikan pada anak usia 7th, tentang bagaimana terjadinya mimpi basah?
Karena suami pun dulu, orangtuanya gatau kapan pertama kali mimpi basah.. Orangtua aq pun, gatau kapan adik aku mimpi basah..
Jd loose control gitu..
2⃣ Fitrah keayahbundaan itu memang lekat ya dg pembentukan fitrah seksualitas,,
Kelompok menjelaskan bahwa ayah yg memberi ketegasan, sedangkan ibu yang memberi kehangatan dan pelukan.
Yg saya tanyakan adalah, apakah seorang ayah boleh memberikan pelukan pada anak?
3⃣ Apa yang menyebabkan peterpan syndrome dan cinderella complex, dan apa dampaknya?
Kelompok 4
1⃣ Walau belum punya anak laki-laki, tapi aku penasaran 🤭 Bagaimana cara menyampaikan pada anak usia 7th, tentang bagaimana terjadinya mimpi basah?
Karena suami pun dulu, orangtuanya gatau kapan pertama kali mimpi basah.. Orangtua aq pun, gatau kapan adik aku mimpi basah..
Jd loose control gitu..
2⃣ Fitrah keayahbundaan itu memang lekat ya dg pembentukan fitrah seksualitas,,
Kelompok menjelaskan bahwa ayah yg memberi ketegasan, sedangkan ibu yang memberi kehangatan dan pelukan.
Yg saya tanyakan adalah, apakah seorang ayah boleh memberikan pelukan pada anak?
3⃣ Apa yang menyebabkan peterpan syndrome dan cinderella complex, dan apa dampaknya?
Jawaban:
Nyoba jawab pertanyaan ya..
Nanti silakan ditambahkan ya teh.
Pertama, *berikan sentuhan di bahu atau kepala pada anak agar bisa tercipta keterbukaan dan rasa nyaman bagi anak untuk berbicara*. Setelah melewati masa akil baligh, anak laki-laki biasanya tidak mau disentuh.
Kedua, *gunakan jangkar emosi atau panggilan khusus yang membentuk kedekatan ayah dan anak*.
Misalnya: _Nak, anak ayah, jagoan ayah,little man, atau panggilan khusus apa saja yang ayah ciptakan untuknya_
Pada awalnya, anak mungkin akan merasa malu jika membicarakan masalah ini. Maka, mulailah dengan membicarakan perubahan fisik yang terjadi padanya karena pubertas.
Misalnya, _“Wah, anak ayah sudah mau remaja nih, suaranya sudah agak berat. Nah, ayah mau bicarain sama kamu tentang hal penting menjelang seorang anak menjadi remaja atau memasuki masa akil baligh.”_
Jelaskan Bagaimana Terjadinya Mimpi Basah dan Cara Menghadapinya.
*Jelaskan pada anak bahwa suatu saat dalam tidurnya ia akan bermimpi bermesraan dengan perempuan baik yang dikenalnya atau yang tidak, kemudian dari kemaluannya akan keluar cairan mani.*
Ayah dan Bunda bisa membuat alat peraga air mani dari tepung kanji atau sagu yang dicampur dengan sedikit air hingga encer, agar anak mengerti bentuk air mani dan tidak perlu malu jika nanti mengalaminya.
Katakan juga pada anak bila hal ini terjadi, maka ia harus mandi besar saat bangun tidur agar bisa kembali menjalankan shalat. Ajarkan juga pada anak cara mandi junub lengkap dengan niatnya.
Catatan :
Di fase ini, peran ayah sangat diperlukan untuk mengkomunikasikan pada anak tentang akan datangnya mimpi basah dan cara untuk menghadapinya. Harus ayah yang mengkomunikasikannya karena ibu tentu tidak memiliki pengalaman yang cukup mengenai mimpi basah ini.
Namun, jika ayah benar-benar tidak ada waktu mengkomunikasikannya, tak ada salahnya ibu mempelajari mimpi basah untuk mengkomunikasikannya pada anak
Jk kita blm tau kpn anak kita mimpi basah, bisa ditanyakan lsg ke anaknya. Tentunya perlu kedekatan dan kelekatan antara Kita dan anak ya..agar anak bisa terbuka utk bercerita kpd orangtuanya.
Semoga sedikit menjawab ya teh 😘
Nanti silakan ditambahkan ya teh.
Pertama, *berikan sentuhan di bahu atau kepala pada anak agar bisa tercipta keterbukaan dan rasa nyaman bagi anak untuk berbicara*. Setelah melewati masa akil baligh, anak laki-laki biasanya tidak mau disentuh.
Kedua, *gunakan jangkar emosi atau panggilan khusus yang membentuk kedekatan ayah dan anak*.
Misalnya: _Nak, anak ayah, jagoan ayah,little man, atau panggilan khusus apa saja yang ayah ciptakan untuknya_
Pada awalnya, anak mungkin akan merasa malu jika membicarakan masalah ini. Maka, mulailah dengan membicarakan perubahan fisik yang terjadi padanya karena pubertas.
Misalnya, _“Wah, anak ayah sudah mau remaja nih, suaranya sudah agak berat. Nah, ayah mau bicarain sama kamu tentang hal penting menjelang seorang anak menjadi remaja atau memasuki masa akil baligh.”_
Jelaskan Bagaimana Terjadinya Mimpi Basah dan Cara Menghadapinya.
*Jelaskan pada anak bahwa suatu saat dalam tidurnya ia akan bermimpi bermesraan dengan perempuan baik yang dikenalnya atau yang tidak, kemudian dari kemaluannya akan keluar cairan mani.*
Ayah dan Bunda bisa membuat alat peraga air mani dari tepung kanji atau sagu yang dicampur dengan sedikit air hingga encer, agar anak mengerti bentuk air mani dan tidak perlu malu jika nanti mengalaminya.
Katakan juga pada anak bila hal ini terjadi, maka ia harus mandi besar saat bangun tidur agar bisa kembali menjalankan shalat. Ajarkan juga pada anak cara mandi junub lengkap dengan niatnya.
Catatan :
Di fase ini, peran ayah sangat diperlukan untuk mengkomunikasikan pada anak tentang akan datangnya mimpi basah dan cara untuk menghadapinya. Harus ayah yang mengkomunikasikannya karena ibu tentu tidak memiliki pengalaman yang cukup mengenai mimpi basah ini.
Namun, jika ayah benar-benar tidak ada waktu mengkomunikasikannya, tak ada salahnya ibu mempelajari mimpi basah untuk mengkomunikasikannya pada anak
Jk kita blm tau kpn anak kita mimpi basah, bisa ditanyakan lsg ke anaknya. Tentunya perlu kedekatan dan kelekatan antara Kita dan anak ya..agar anak bisa terbuka utk bercerita kpd orangtuanya.
Semoga sedikit menjawab ya teh 😘
Tanggapan oleh Puspa
Waah, jelas bgt teteh...
Berarti memang harus digambarkan secara rinci ya, termasuk ttg mimpi bermesraan itu 🙈.
Berarti memang harus digambarkan secara rinci ya, termasuk ttg mimpi bermesraan itu 🙈.
Tanggapan balik kelompok
Muhun teh,, tujuannya anak jd paham dan tau apa itu mimpi basah, bagaimana kejadiannya.. harapannya ketika anak mengalami hal tsb ia bisa lbh terbuka dan mau cerita kepada orangtuanya.
Ya teh puspa makanya pertama kita harus bangun dulu komunikasi yang baik sehingga tercipta lekat,dekat dan bersahabat tea teh,,, kan biasanya anak suka terbuka ya kalau sama sahabat mah jadi kitanya juga ga canggung ketika menjelaskan.
2. Fitrah keayahbundaan itu memang lekat ya dg pembentukan fitrah seksualitas,,
Kelompok menjelaskan bahwa ayah yg memberi ketegasan, sedangkan ibu yang memberi kehangatan dan pelukan.
Yg saya tanyakan adalah, apakah seorang ayah boleh memberikan pelukan pada anak?
Jawab :
Menurut kami boleh banget teh. 😊
Memang ayah berperan utk membangun kemandirian anak, tegas, dan sang 'raja tega' tapi ketegaan yang penuh cinta. Artinya, ayah yang memberi tugas-tugas berat utk menguji kemandiriannya dan keimamanannya. Mungkin porsinya saja ya teh yg beda antara pelukan ayah dan ibu (ibu biasanya lbh banyak, karena menggunakan perasaannya serangkan ayah bermain dengan logika/sisi rasionalitasnya). Jd, dalam satu kondisi saat anak butuh pelukan hangat ayah, maka peluklah. Dan hal ini pun bisa jadi salah satu cara untuk mendekatkan diri atau membangun keharmonisan antara kita (ayah/ibu) kepada anak.
Di sini kita sebagai orangtua tentu ingin menjadi orang spesial utk anak-anak kita. Bukankah begitu? 😊
*Bagi anak laki2 ayah itu sebagai idola, mentor, panutan pertama.Sedangkan bagi anak perempuan ayah sebagai cinta pertama.
Bagi anak laki-laki, Ibu sebagai sosok wanita ideal pertama sekaligus tempat curhat, sedangkan bagi anak perempuan ibu sebagai wanita pertama yang dikenang dalam fitrah Seksualitas keperempuanannya.
Kelompok menjelaskan bahwa ayah yg memberi ketegasan, sedangkan ibu yang memberi kehangatan dan pelukan.
Yg saya tanyakan adalah, apakah seorang ayah boleh memberikan pelukan pada anak?
Jawab :
Menurut kami boleh banget teh. 😊
Memang ayah berperan utk membangun kemandirian anak, tegas, dan sang 'raja tega' tapi ketegaan yang penuh cinta. Artinya, ayah yang memberi tugas-tugas berat utk menguji kemandiriannya dan keimamanannya. Mungkin porsinya saja ya teh yg beda antara pelukan ayah dan ibu (ibu biasanya lbh banyak, karena menggunakan perasaannya serangkan ayah bermain dengan logika/sisi rasionalitasnya). Jd, dalam satu kondisi saat anak butuh pelukan hangat ayah, maka peluklah. Dan hal ini pun bisa jadi salah satu cara untuk mendekatkan diri atau membangun keharmonisan antara kita (ayah/ibu) kepada anak.
Di sini kita sebagai orangtua tentu ingin menjadi orang spesial utk anak-anak kita. Bukankah begitu? 😊
*Bagi anak laki2 ayah itu sebagai idola, mentor, panutan pertama.Sedangkan bagi anak perempuan ayah sebagai cinta pertama.
Bagi anak laki-laki, Ibu sebagai sosok wanita ideal pertama sekaligus tempat curhat, sedangkan bagi anak perempuan ibu sebagai wanita pertama yang dikenang dalam fitrah Seksualitas keperempuanannya.
*AYAH, PELUK ANAK-ANAKMU*
Kawan-kawan pasti setuju kalau saya bilang bahwa pelukan ibu itu seperti hangatnya sinar mentari pagi. Hangatnya merasuki relung-relung kalbu.
Nah, bagaimana dengan pelukan ayah? Apakah kawan-kawan masih ingat bagaimana rasanya pelukan ayah? Atau, jangan-jangan juga sudah lupa kapan terakhir dipeluk ayah? Dan... hmm.. para ayah (terutama yang buah hatinya sudah ABG), kapankah terakhir kali memeluk ananda sepenuh cinta?
Kawan, para ahli mengatakan bahwa peran ayah (cinta dan kasih sayangnya) mampu membangun kecerdasan emotional, membangun rasa percaya diri, membangun kemampuan berkomunikasi, dan menguatkan motivasi anak-anak. Namun betapa banyak di antara kita yang membagi peran: ayah mencari nafkah, ibu mengurus anak. Lebih gawat lagi, ketika ternyata ibu merasa harus membantu ayah mencari nafkah sehingga waktu, pikiran, dan tenaga ayah dan ibu habis terforsir, tak menyisakan sedikitpun waktu untuk anak-anak bermanja-manja.. 😭
Saya bukan ahli parenting.. Hanya saja kawan-kawan yang datang ke saya dalam bbrp minggu terakhir ini, membuat saya harus berkaca dan menuju pada satu kesimpulan: kerinduan pada sosok ayah. Bukan kerinduan secara fisik saja, tetapi terlebih kerinduan pada sosok lelaki pelindung, pengayom, penasehat, dan panutan.
Ada kawan yang datang karena kini sedang di ujung perceraian, ada yang mengalami tekanan batin karena konflik dengan anak dan orang tuanya, ada yang sakit fisik, konflik dengan pasangan, ganjalan dengan saudara kandung, pers*li**kuh*n, depresi, kehilangan identitas diri dan kebingungan pada dirinya sendiri. Ujungnya sama: kerinduan pada sosok ayah.
Ayah yang galak, tajam kata-katanya, suka memukul, dan melarang ini itu, tanpa penjelasan yang dimengerti anak akan membuat anak sebel pada ayahnya, lalu menjauh. Tak berani mendekat
Ayah yang sibuk bekerja (bahkan mungkin jarang pulang), capek sampai di rumah, sehingga tak ada waktu untuk mendengar cerita anaknya, apalagi bercanda-ria, akan membuat anak-anak berpikir betapa sulitnya mencari uang. Mereka pun tak berani dekat-dekat ayahnya.
Ayah yang terlalu lemah, membiarkan saja ibu atau orang lain berbuat sekehendak hati pada anaknya, akan membuat si anak kecewa dan merasa takterlindungi. Kekecewaannya akan berbuah buruk saat dia dewasa.
Ayah yang fokus meniti karir sehingga terpaksa harus menitipkan anak pada nenek-kakek atau pembantu, jangan sampai membuat anak merasa sebagai pengganggu yang harus disingkirkan. Selamanya ia akan merasa rendah diri, tak berharga dan tersingkirkan.
Ayah yang sibuk dan menyerahkan semua urusan anak ke bundanya, seringkali tak sempat memeluk anak-anaknya.....
Lalu tiba-tiba saja ayah melihat gadis kecil atau jejakanya menjadi remaja. Memeluk mereka jadi rasanya tak pantas lagi... 😭😭
Padahal anak-anak sangat merindukan pelukan ayah. Pelukan yang membuat mereka merasa terlindungi dan dihargai. Anak-anak selalu merindukan nasihat ayah yang menguatkan dan memotivasi, juga kebijakannya menunjukkan arah jalan hidup.
Tetapi karena ayah galak, ayah sibuk, ayah suka melarang, ayah suka memukul, ayah lemah, ayah tak bisa melindungi, ayah menyebalkan, ayah cuek, ayah tak pernah ada di rumah, maka tercipta dinding tebal di antara ayah dan anak. Kerinduan anak tak tersalurkan sebagaimana seharusnya.
Maka jangan salahkan jika kemudian anak-anak perempuan menambatkan kerinduannya itu pada laki-laki yang lain: kawan lelaki, om-om yang tampak baik tapi belakangan menyesatkan, pekerjaan, karir, sehingga makin lama makin tenggelam dalam kesenangan semu. Anak lelaki yang tak menemukan sosok pelindung dan pengayom pada ayahnya, ada yang akhirnya mengingkari kodrat bahwa dirinya laki-laki sehingga maunya deketan sama sesama jenis alias homoseksual. Atau, lari ke simbol-simbol "kejantanan" yang sesaat sepertinya menenteramkan mereka: rokok, miras, narkoba, pergaulan bebas, dan lain-lain. Naudzubillahi min dzalik...
Sedih, miris, tragis.
Tapi inilah yang banyak terjadi. Banyak yang baru sadar setelah rumah tangga hancur, anak-anak sulit dinasehati sehingga amburadul semuanya, sakit parah, dan depresi.
Lebih gawat lagi jika ini terus diwariskan. Maka, mata rantai ini harus diputus.
Ayah, yuk...peluk anak-anakmu
Meskipun mereka telah remaja, mereka tetaplah anak-anakmu. Peluk mereka sepenuh cinta. Mintalah maaf pada mereka.... mungkin sekian lama mereka merindukanmu tanpa tahu bagaimana cara melepaskannya....
Ibu, dengan kelembutanmu, ajak ayah untuk memeluk anak-anak kalian.
Sudahi bersitegang dengan ayah, bu.
Soal duit belanja, soal rumah, soal ego masing-masing, soal kebiasaan yang berbeda, dan lain-lain. Sudahi saja.
Ayah bunda, bangun lagi kasih sayang...
Jangan malu saling memeluk, sesekali bernostalgialah tentang awal pertemuan kalian, masa-masa pedekate yang lucu dan indah, segarkan rasa pada kebahagiaan saat awal menikah, dan saat-saat saling memandang pertama kali dulu.. 😊😊😍
Tunjukkan kemesraan di depan anak-anak. Lebih baik berpelukan di depan anak-anak daripada bertengkar di depan mereka kan?
Ayah...peluk anak-anakmu...
Meski sudah dewasa, mereka merindukan pelukanmu. Tak usah malu.. Lebih baik ayah yang memeluk gadis ayah daripada kawan laki-laki yang bukan muhrimnya, kan...
Pada lelaki remajamupun tak usah ragu memeluk. Meski telah remaja, mereka tetap anak laki-lakimu. Lebih baik ia meminta pendapat dan nasehat darimu daripada ia lebih nyaman menerima nasehat dari orang lain yang tak jelas ketulusannya.
Pelukanmu menguatkanmu mereka, Yah ❤
Satu hal lagi:
SUDAHILAH RASA KECEWA, MARAH, DENDAM, dan BENCI yang ada di dalam hati kawan-kawan pada AYAH masing-masing.
Terima rasanya...ijinkan hadir...rasakan saja sesaknya di dada, panasnya hati, dan segenap alirannya di raga... Biarkanlah hadir...
Pasrahkan pada Allah segenap ketenangan hati. Dengan tarikan nafas sedalam-dalamnya, tarik seluruh rasa yang tersisa... Hembuskan seraya membayangkan ayah memelukmu, kawan..
Maafkan ayah yaa... Lantunkan doa terbaik untuk beliau.. Karena beliau kita di sini.. Mungkin juga berkat doa beliau yang tak pernah kita dengar, kita meraih kesuksesan saat ini. Di setiap tetes peluhnya ada cinta yang tak terucapkan untuk kita..
Alhamdulillahirobbil alamiiin...
~ YUNUS ANIS~
Co-writer tersayang : Emma Y. Titis
Kawan-kawan pasti setuju kalau saya bilang bahwa pelukan ibu itu seperti hangatnya sinar mentari pagi. Hangatnya merasuki relung-relung kalbu.
Nah, bagaimana dengan pelukan ayah? Apakah kawan-kawan masih ingat bagaimana rasanya pelukan ayah? Atau, jangan-jangan juga sudah lupa kapan terakhir dipeluk ayah? Dan... hmm.. para ayah (terutama yang buah hatinya sudah ABG), kapankah terakhir kali memeluk ananda sepenuh cinta?
Kawan, para ahli mengatakan bahwa peran ayah (cinta dan kasih sayangnya) mampu membangun kecerdasan emotional, membangun rasa percaya diri, membangun kemampuan berkomunikasi, dan menguatkan motivasi anak-anak. Namun betapa banyak di antara kita yang membagi peran: ayah mencari nafkah, ibu mengurus anak. Lebih gawat lagi, ketika ternyata ibu merasa harus membantu ayah mencari nafkah sehingga waktu, pikiran, dan tenaga ayah dan ibu habis terforsir, tak menyisakan sedikitpun waktu untuk anak-anak bermanja-manja.. 😭
Saya bukan ahli parenting.. Hanya saja kawan-kawan yang datang ke saya dalam bbrp minggu terakhir ini, membuat saya harus berkaca dan menuju pada satu kesimpulan: kerinduan pada sosok ayah. Bukan kerinduan secara fisik saja, tetapi terlebih kerinduan pada sosok lelaki pelindung, pengayom, penasehat, dan panutan.
Ada kawan yang datang karena kini sedang di ujung perceraian, ada yang mengalami tekanan batin karena konflik dengan anak dan orang tuanya, ada yang sakit fisik, konflik dengan pasangan, ganjalan dengan saudara kandung, pers*li**kuh*n, depresi, kehilangan identitas diri dan kebingungan pada dirinya sendiri. Ujungnya sama: kerinduan pada sosok ayah.
Ayah yang galak, tajam kata-katanya, suka memukul, dan melarang ini itu, tanpa penjelasan yang dimengerti anak akan membuat anak sebel pada ayahnya, lalu menjauh. Tak berani mendekat
Ayah yang sibuk bekerja (bahkan mungkin jarang pulang), capek sampai di rumah, sehingga tak ada waktu untuk mendengar cerita anaknya, apalagi bercanda-ria, akan membuat anak-anak berpikir betapa sulitnya mencari uang. Mereka pun tak berani dekat-dekat ayahnya.
Ayah yang terlalu lemah, membiarkan saja ibu atau orang lain berbuat sekehendak hati pada anaknya, akan membuat si anak kecewa dan merasa takterlindungi. Kekecewaannya akan berbuah buruk saat dia dewasa.
Ayah yang fokus meniti karir sehingga terpaksa harus menitipkan anak pada nenek-kakek atau pembantu, jangan sampai membuat anak merasa sebagai pengganggu yang harus disingkirkan. Selamanya ia akan merasa rendah diri, tak berharga dan tersingkirkan.
Ayah yang sibuk dan menyerahkan semua urusan anak ke bundanya, seringkali tak sempat memeluk anak-anaknya.....
Lalu tiba-tiba saja ayah melihat gadis kecil atau jejakanya menjadi remaja. Memeluk mereka jadi rasanya tak pantas lagi... 😭😭
Padahal anak-anak sangat merindukan pelukan ayah. Pelukan yang membuat mereka merasa terlindungi dan dihargai. Anak-anak selalu merindukan nasihat ayah yang menguatkan dan memotivasi, juga kebijakannya menunjukkan arah jalan hidup.
Tetapi karena ayah galak, ayah sibuk, ayah suka melarang, ayah suka memukul, ayah lemah, ayah tak bisa melindungi, ayah menyebalkan, ayah cuek, ayah tak pernah ada di rumah, maka tercipta dinding tebal di antara ayah dan anak. Kerinduan anak tak tersalurkan sebagaimana seharusnya.
Maka jangan salahkan jika kemudian anak-anak perempuan menambatkan kerinduannya itu pada laki-laki yang lain: kawan lelaki, om-om yang tampak baik tapi belakangan menyesatkan, pekerjaan, karir, sehingga makin lama makin tenggelam dalam kesenangan semu. Anak lelaki yang tak menemukan sosok pelindung dan pengayom pada ayahnya, ada yang akhirnya mengingkari kodrat bahwa dirinya laki-laki sehingga maunya deketan sama sesama jenis alias homoseksual. Atau, lari ke simbol-simbol "kejantanan" yang sesaat sepertinya menenteramkan mereka: rokok, miras, narkoba, pergaulan bebas, dan lain-lain. Naudzubillahi min dzalik...
Sedih, miris, tragis.
Tapi inilah yang banyak terjadi. Banyak yang baru sadar setelah rumah tangga hancur, anak-anak sulit dinasehati sehingga amburadul semuanya, sakit parah, dan depresi.
Lebih gawat lagi jika ini terus diwariskan. Maka, mata rantai ini harus diputus.
Ayah, yuk...peluk anak-anakmu
Meskipun mereka telah remaja, mereka tetaplah anak-anakmu. Peluk mereka sepenuh cinta. Mintalah maaf pada mereka.... mungkin sekian lama mereka merindukanmu tanpa tahu bagaimana cara melepaskannya....
Ibu, dengan kelembutanmu, ajak ayah untuk memeluk anak-anak kalian.
Sudahi bersitegang dengan ayah, bu.
Soal duit belanja, soal rumah, soal ego masing-masing, soal kebiasaan yang berbeda, dan lain-lain. Sudahi saja.
Ayah bunda, bangun lagi kasih sayang...
Jangan malu saling memeluk, sesekali bernostalgialah tentang awal pertemuan kalian, masa-masa pedekate yang lucu dan indah, segarkan rasa pada kebahagiaan saat awal menikah, dan saat-saat saling memandang pertama kali dulu.. 😊😊😍
Tunjukkan kemesraan di depan anak-anak. Lebih baik berpelukan di depan anak-anak daripada bertengkar di depan mereka kan?
Ayah...peluk anak-anakmu...
Meski sudah dewasa, mereka merindukan pelukanmu. Tak usah malu.. Lebih baik ayah yang memeluk gadis ayah daripada kawan laki-laki yang bukan muhrimnya, kan...
Pada lelaki remajamupun tak usah ragu memeluk. Meski telah remaja, mereka tetap anak laki-lakimu. Lebih baik ia meminta pendapat dan nasehat darimu daripada ia lebih nyaman menerima nasehat dari orang lain yang tak jelas ketulusannya.
Pelukanmu menguatkanmu mereka, Yah ❤
Satu hal lagi:
SUDAHILAH RASA KECEWA, MARAH, DENDAM, dan BENCI yang ada di dalam hati kawan-kawan pada AYAH masing-masing.
Terima rasanya...ijinkan hadir...rasakan saja sesaknya di dada, panasnya hati, dan segenap alirannya di raga... Biarkanlah hadir...
Pasrahkan pada Allah segenap ketenangan hati. Dengan tarikan nafas sedalam-dalamnya, tarik seluruh rasa yang tersisa... Hembuskan seraya membayangkan ayah memelukmu, kawan..
Maafkan ayah yaa... Lantunkan doa terbaik untuk beliau.. Karena beliau kita di sini.. Mungkin juga berkat doa beliau yang tak pernah kita dengar, kita meraih kesuksesan saat ini. Di setiap tetes peluhnya ada cinta yang tak terucapkan untuk kita..
Alhamdulillahirobbil alamiiin...
~ YUNUS ANIS~
Co-writer tersayang : Emma Y. Titis
Tanggapan oleh Puspa
😭😭 makasih yaaa.. Mau aku share buat papah aku..
Disaat kondisi mamah yg tegang menghadapi pernikahan adik aku
Dan papah yg ga galak ko.. Baik bgt.. Tapi ga hangat, lempeng gitu..
Disaat kondisi mamah yg tegang menghadapi pernikahan adik aku
Dan papah yg ga galak ko.. Baik bgt.. Tapi ga hangat, lempeng gitu..
3. Apa yang menyebabkan peterpan syndrome dan cinderella complex, dan apa dampaknya?
Jawaban:
*Peter pan syndrome* dan *cinderella complex* merupakan sindrom yang dapat membuat seseorang tidak mandiri meskipun mereka sudah memasuki usia dewasa.
MENURUT Ibu Elly Risman, faktor yang paling berpengaruh menyebabkan *Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex* tentu saja dari *pola asuh orangtua*. Pola asuh yang bagaimana?
Sekedar mengingatkan, Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex merupakan ketidakmampuan seseorang untuk tumbuh dewasa secara psikologis. Menurut Durand dan Barlow (Intisari Psikologi Abnormal, 2007), orang dengan sindrom seperti ini punya hambatan untuk menjadi dewasa.
Secara psikologis, kedewasaan bisa dilihat lewat kemampuan mengambil keputusan, punya identitas diri, bisa berempati, inisiatif, mandiri, bertanggung jawab, dan mampu mengontrol emosi. Pantas saja apabila
Jadi, bagaimana Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex ini bisa tumbuh pada diri anak-anak? Menurut Elly Risman, faktor yang paling berpengaruh tentu saja dari pola asuh orangtua.
*Orangtua yang selalu melindungi, yang terus membiarkan anak bermanja-manja secara berlebihan sehingga ia terus merasa hidupnya nyaman tanpa beban merupakan pola asuh yang harus orangtua hindari.*
Contohnya begini, anak-anak yang diperlakukan sebagai raja, otomatis akan merasa hidupnya nyaman. Tidak pernah susah. Mau ini itu, langsung diberikan oleh orang tuanya. Belum lagi zaman sekarang, satu anak biasanya akan punya satu baby sitter.
Akibatnya, anak-anak pun tidak belajar tanggung jawab dan tidak siap menerima realita hidup. Hal inilah bisa menyebabkan terjadinya Peter Pan Syndrom dan Cinderella ComplexComplex ini bisa tumbuh pada diri anak-anak? Menurut Ibu Elly Risman, *faktor yang paling berpengaruh tentu saja dari pola asuh orangtua.*
*Orangtua yang selalu melindungi, yang terus membiarkan anak bermanja-manja secara berlebihan sehingga ia terus merasa hidupnya nyaman tanpa beban merupakan pola asuh yang harus orangtua hindari.*
Contohnya begini, anak-anak yang diperlakukan sebagai raja, otomatis akan merasa hidupnya nyaman. Tidak pernah susah. Mau ini itu, langsung diberikan oleh orang tuanya. Belum lagi zaman sekarang, satu anak biasanya akan punya satu baby sitter.
Akibatnya, anak-anak pun tidak belajar tanggung jawab dan tidak siap menerima realita hidup. Hal inilah bisa menyebabkan terjadinya Peter Pan Syndrom dan Cinderella Complex
Jawaban:
*Peter pan syndrome* dan *cinderella complex* merupakan sindrom yang dapat membuat seseorang tidak mandiri meskipun mereka sudah memasuki usia dewasa.
MENURUT Ibu Elly Risman, faktor yang paling berpengaruh menyebabkan *Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex* tentu saja dari *pola asuh orangtua*. Pola asuh yang bagaimana?
Sekedar mengingatkan, Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex merupakan ketidakmampuan seseorang untuk tumbuh dewasa secara psikologis. Menurut Durand dan Barlow (Intisari Psikologi Abnormal, 2007), orang dengan sindrom seperti ini punya hambatan untuk menjadi dewasa.
Secara psikologis, kedewasaan bisa dilihat lewat kemampuan mengambil keputusan, punya identitas diri, bisa berempati, inisiatif, mandiri, bertanggung jawab, dan mampu mengontrol emosi. Pantas saja apabila
Jadi, bagaimana Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex ini bisa tumbuh pada diri anak-anak? Menurut Elly Risman, faktor yang paling berpengaruh tentu saja dari pola asuh orangtua.
*Orangtua yang selalu melindungi, yang terus membiarkan anak bermanja-manja secara berlebihan sehingga ia terus merasa hidupnya nyaman tanpa beban merupakan pola asuh yang harus orangtua hindari.*
Contohnya begini, anak-anak yang diperlakukan sebagai raja, otomatis akan merasa hidupnya nyaman. Tidak pernah susah. Mau ini itu, langsung diberikan oleh orang tuanya. Belum lagi zaman sekarang, satu anak biasanya akan punya satu baby sitter.
Akibatnya, anak-anak pun tidak belajar tanggung jawab dan tidak siap menerima realita hidup. Hal inilah bisa menyebabkan terjadinya Peter Pan Syndrom dan Cinderella ComplexComplex ini bisa tumbuh pada diri anak-anak? Menurut Ibu Elly Risman, *faktor yang paling berpengaruh tentu saja dari pola asuh orangtua.*
*Orangtua yang selalu melindungi, yang terus membiarkan anak bermanja-manja secara berlebihan sehingga ia terus merasa hidupnya nyaman tanpa beban merupakan pola asuh yang harus orangtua hindari.*
Contohnya begini, anak-anak yang diperlakukan sebagai raja, otomatis akan merasa hidupnya nyaman. Tidak pernah susah. Mau ini itu, langsung diberikan oleh orang tuanya. Belum lagi zaman sekarang, satu anak biasanya akan punya satu baby sitter.
Akibatnya, anak-anak pun tidak belajar tanggung jawab dan tidak siap menerima realita hidup. Hal inilah bisa menyebabkan terjadinya Peter Pan Syndrom dan Cinderella Complex
Tanggapan oleh Siti Mukminah
Sekarang banyak ya teh suami yg g mau kerjan jd istrinya yg kerja 😓.
Tanggapan oleh Dewi Rifayanti
Nah terus mau nanggapi, ini berarti kita pun harus merelakannya menangis disaat ia berusaha akan sesuatu yg sesungguhnya pada usianya sudah dapat ia lakukan dong ya? Meski lama dan pastinya dramaaaaaaah.
Jawaban:
Betul teh..
Oleh karena itu kita sebagai ortu harus
*Melatih Kemandirian anak* sejak dini.
Dan Orangtua harus belajar dan berani tega kepada anak-anaknya dalam melatihkan kemandirian tsb. Tentunya dibutuhkan komitmen yg besar baik dr ayah maupun ibu ya.. intinya ayah dan ibu harus kompak.
Oleh karena itu, diharapkan ayah dan ibu bisa menjalankan fitrah perannya dgn baik.
Ayah sang Raja Tega dan Bunda Pembasuh Luka.
Oleh karena itu kita sebagai ortu harus
*Melatih Kemandirian anak* sejak dini.
Dan Orangtua harus belajar dan berani tega kepada anak-anaknya dalam melatihkan kemandirian tsb. Tentunya dibutuhkan komitmen yg besar baik dr ayah maupun ibu ya.. intinya ayah dan ibu harus kompak.
Oleh karena itu, diharapkan ayah dan ibu bisa menjalankan fitrah perannya dgn baik.
Ayah sang Raja Tega dan Bunda Pembasuh Luka.
Tanggapan oleh Dewi Rifayanti
Sy teh jd terpancing..
Oke lah kita emang sebagai perempuan harus setrong ya.. tp kl laki2nya gitu kita harus gimana? Apa harus pura2 lemah dan membutuhkannya?
Atau gmn
Gini loh kan di satu sisi emang yg tergambar dari sosok ibu yg bekerja adalah mereka strong. Alhasil suami ya ngasih cukup2 aja, da dia ngehasilin uang sendiri. Tapi di belakang misuh2 bilang uang belanja kurang,
Gmn dong wkwkwk.. nggak nyambung malah curhat.
Oke lah kita emang sebagai perempuan harus setrong ya.. tp kl laki2nya gitu kita harus gimana? Apa harus pura2 lemah dan membutuhkannya?
Atau gmn
Gini loh kan di satu sisi emang yg tergambar dari sosok ibu yg bekerja adalah mereka strong. Alhasil suami ya ngasih cukup2 aja, da dia ngehasilin uang sendiri. Tapi di belakang misuh2 bilang uang belanja kurang,
Gmn dong wkwkwk.. nggak nyambung malah curhat.
Jawaban:
Kembali lagi ini dikomunikasikan, bahwa suami adalah Penanggung jawab keluarga. Dan kita sdh tidak sanggup menjadi tulang punggung. Coba bntu jawab ya kalau menurut saya ga usah lah kit pura² lemah teh,kit coba bicarakan baik² aja dulu teh bersama pasangan secara baik² tentang apa yang kita rasakan.
Tanggapan oleh Cella
Teh kalau sudah terlanjur terkena sindrome dan complex ini, apa msh bs berubah? Bgmn yh caranya?
Jawaban:
Bisa teh,, tapi memang dibutuhkan waktu yg sangaat panjang ya..dan tentu saja effort yg juga besar.
Caranya selain terus kita coba latih lagi latih terus dan terus dilatih utk mandiri serta mendewasakan pikiran dan mentalnya.. kita pun harus terus berdoa kepada Allah supaya anak/orang yg terkena kedua syndrom tsb bisa tersadarkan..
Mudah?? Tentu saja tidak.
Yg pasti Allah Yang Maha membolak-balikan hati setiap orang jd jangan patah arang utk terus berubah 💪.
Caranya selain terus kita coba latih lagi latih terus dan terus dilatih utk mandiri serta mendewasakan pikiran dan mentalnya.. kita pun harus terus berdoa kepada Allah supaya anak/orang yg terkena kedua syndrom tsb bisa tersadarkan..
Mudah?? Tentu saja tidak.
Yg pasti Allah Yang Maha membolak-balikan hati setiap orang jd jangan patah arang utk terus berubah 💪.
Tanggapan oleh Siti Mukminah
Menurut saya bisa berubah teh.. gimana pribadinya mau berubah atau tidak. Butuh bantuan lingkungan terdekat juga untuk menyadarkan.
"Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. "
"Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. "
Tanggapan oleh Puspa
Kalau kata uatad aad, lelaki kaya gitu th, maskulinitas nya hilang..
Gimana cara numbuhinnya? ya salah satunya, kita sebagai sosok feminim, yg bisa membuat suami kita kembali maskulin
Salah satunya,, misal kita selama ini bisa mandiri ko, kemana mana sendiri...
Itu nyatanya
Tapi kita bisa, nelpon suami, dg suara wanita yg mesra manja manja gitu
Sayaaaang,, bisa ga hari ini kamu jemput aku.. Atau anter aku kesini..
Bicara nya kaya org pacaran weh kumaha
Kan ini pacaran yg halal, jd sah sah aja..
Nah hal sekecil ini, bisa menumbuhkan kembali sisi maskulin lelaki..
Karena mereka merasa harus melindungi pasangan.
Gimana cara numbuhinnya? ya salah satunya, kita sebagai sosok feminim, yg bisa membuat suami kita kembali maskulin
Salah satunya,, misal kita selama ini bisa mandiri ko, kemana mana sendiri...
Itu nyatanya
Tapi kita bisa, nelpon suami, dg suara wanita yg mesra manja manja gitu
Sayaaaang,, bisa ga hari ini kamu jemput aku.. Atau anter aku kesini..
Bicara nya kaya org pacaran weh kumaha
Kan ini pacaran yg halal, jd sah sah aja..
Nah hal sekecil ini, bisa menumbuhkan kembali sisi maskulin lelaki..
Karena mereka merasa harus melindungi pasangan.
4. Tika
kelompok 5
1. Jika dlm suatu keluarga ada anak laki2 tunggal, ayah sudah meninggal, kakek juga, paman tidak ada yg bs menggantikan peran krn satu dan lain hal, bagaimana menjelaskan ttg mimpi basah? berhubung ibu dan saudara perempuan pun tdk ada yg mengerti soal ini.
2. orang tua zaman skg ditantang untuk mempersiapkan anak aqil di usia 8-9 th ya teh berarti, pdhl usia 7 baru tamyiz ya huhuhu. kira2 aktivitas apa teh yg bs orang tua lakukan setelah anak pulang sekolah untuk mempersiapkan akilnya? dan itu bagus ga sih teh sebenernya mempersiapkan sedini mgkn gitu utk psikologis anak?
3. skg ada peterpan dan cinderella complex ya teh, itu penyebabnya apa teh? trus bagaimana orang tua bs menghindarkan anak dari hal tsb?
kelompok 5
1. Jika dlm suatu keluarga ada anak laki2 tunggal, ayah sudah meninggal, kakek juga, paman tidak ada yg bs menggantikan peran krn satu dan lain hal, bagaimana menjelaskan ttg mimpi basah? berhubung ibu dan saudara perempuan pun tdk ada yg mengerti soal ini.
2. orang tua zaman skg ditantang untuk mempersiapkan anak aqil di usia 8-9 th ya teh berarti, pdhl usia 7 baru tamyiz ya huhuhu. kira2 aktivitas apa teh yg bs orang tua lakukan setelah anak pulang sekolah untuk mempersiapkan akilnya? dan itu bagus ga sih teh sebenernya mempersiapkan sedini mgkn gitu utk psikologis anak?
3. skg ada peterpan dan cinderella complex ya teh, itu penyebabnya apa teh? trus bagaimana orang tua bs menghindarkan anak dari hal tsb?
Jawaban:
Kapan kita mulai mendidik pemuda/i?
Sebagian orang tua memulainya saat:
Anak-anak menjelang akan balighAnak-anak sudah masuk usia balighSudah muncul permasalahan yang khas seputar pemuda usia balighBahkan ketika mulai menyesali hasil pendidikan setelah anak-anak berusia dewasa
Mempersiapkan pemuda/i yang mencapai akil di saat ia mencapai baligh itu membutuhkan proses. Bahkan proses seharusnya dimulai ketika mereka terlahir ke dunia.
Mari bergerak dari titik akhir
*Apa yang perlu dicapai saat anak-anak sudah baligh?*
Saat anak mencapai baligh anak diharapkan mencapai akil yaitu dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, memahami apa yang dibolehkan dan yang dilarang, serta mampu membedakan hal yang bermanfaat dengan hal yang tidak bermanfaat apalagi yang merusak. Tidak semua anak baligh saat ini mencapai akil.
Harapan kita ketika anak akil baligh, anak telah:
*Mengetahui tujuan hidupnya Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum AllahSiap melaksanakan perintah dan larangan Allah*
Jadi baik sekali jika kita mempersiapakan dari dini, dipersiapkan sesuai dgn tahapan anak.
1. Pada 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai raja (0-7 th).
Yang dimaksud di sini, bukan berarti kita menuruti semua keinginan anak, melainkan memberikan perhatian penuh kepada anak, karena di usia inilah mereka mengalami masa emas. Saat maksimal pembentukan sel otak 70%, dan kemampuan anak menyerap informasi masih sangat kuat. Jangan serahkan sepenuhnya pada pengasuh, jangan sepenuhnya pada nenek-kakeknya. Rawatlah mereka dengan tangan kita. Perhatian kecil yang sederhana tapi tulus dari lubuk hati.
2. Pada 7 tahun kedua, perlakukan anak sebagai tawanan perang (7-14 th)
‘Serem’ yaaa dengernya ‘tawanan perang’. Maksudnya adalah mulai mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak shalat di umur 10 tahun. Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas. Anak harus dipersiapkan disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dll) harus ia lakukan sendiri dan akan menjadi dosa jika ia tinggalkan.
3. Pada Fase Ketiga setelah 7 th kedua (14 tahun ke atas), perlakukan anak sebagai sahabat.
Contoh aktivitas mempersiapkan aqilnya.
Mengajak anak diskusi, contohnya
“Na, mau 7 tahun, mainnya sama anak perempuan aja, jangan deket-deket gitu ah sama anak laki-laki..”
“Na, sebentar lagi Kakak, mau 7 tahun… Shalat-nya yang bener yaaa, surat-suratnya di baca, ga hanya gerakannya saja…”
“Na, mau 7 tahun, sebentar lagi mau baligh loh, auratnya diperhatikan yaaa…”
Aktivitas lainnya
- mengajak anak membersihkan rumah, mencuci piring
- melibatkan anak dalam mengambil keputusan mengenai kegiatan sehari hari (contoh mau pakai pakaian apa biarkan anak yg memutuskan)
Kapan kita mulai mendidik pemuda/i?
Sebagian orang tua memulainya saat:
Anak-anak menjelang akan balighAnak-anak sudah masuk usia balighSudah muncul permasalahan yang khas seputar pemuda usia balighBahkan ketika mulai menyesali hasil pendidikan setelah anak-anak berusia dewasa
Mempersiapkan pemuda/i yang mencapai akil di saat ia mencapai baligh itu membutuhkan proses. Bahkan proses seharusnya dimulai ketika mereka terlahir ke dunia.
Mari bergerak dari titik akhir
*Apa yang perlu dicapai saat anak-anak sudah baligh?*
Saat anak mencapai baligh anak diharapkan mencapai akil yaitu dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, memahami apa yang dibolehkan dan yang dilarang, serta mampu membedakan hal yang bermanfaat dengan hal yang tidak bermanfaat apalagi yang merusak. Tidak semua anak baligh saat ini mencapai akil.
Harapan kita ketika anak akil baligh, anak telah:
*Mengetahui tujuan hidupnya Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum AllahSiap melaksanakan perintah dan larangan Allah*
Jadi baik sekali jika kita mempersiapakan dari dini, dipersiapkan sesuai dgn tahapan anak.
1. Pada 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai raja (0-7 th).
Yang dimaksud di sini, bukan berarti kita menuruti semua keinginan anak, melainkan memberikan perhatian penuh kepada anak, karena di usia inilah mereka mengalami masa emas. Saat maksimal pembentukan sel otak 70%, dan kemampuan anak menyerap informasi masih sangat kuat. Jangan serahkan sepenuhnya pada pengasuh, jangan sepenuhnya pada nenek-kakeknya. Rawatlah mereka dengan tangan kita. Perhatian kecil yang sederhana tapi tulus dari lubuk hati.
2. Pada 7 tahun kedua, perlakukan anak sebagai tawanan perang (7-14 th)
‘Serem’ yaaa dengernya ‘tawanan perang’. Maksudnya adalah mulai mendisiplinkan anak. Rasulullah SAW pun bersabda, untuk menyuruh anak-anak untuk shalat di umur 7 tahun, lalu memukulnya jika tidak shalat di umur 10 tahun. Pada fase kedua inilah akan terjadi pubertas. Anak harus dipersiapkan disiplin sebelum menginjak pubertas dimana semua ketentuan rukun Islam (Shalat, Puasa, dll) harus ia lakukan sendiri dan akan menjadi dosa jika ia tinggalkan.
3. Pada Fase Ketiga setelah 7 th kedua (14 tahun ke atas), perlakukan anak sebagai sahabat.
Contoh aktivitas mempersiapkan aqilnya.
Mengajak anak diskusi, contohnya
“Na, mau 7 tahun, mainnya sama anak perempuan aja, jangan deket-deket gitu ah sama anak laki-laki..”
“Na, sebentar lagi Kakak, mau 7 tahun… Shalat-nya yang bener yaaa, surat-suratnya di baca, ga hanya gerakannya saja…”
“Na, mau 7 tahun, sebentar lagi mau baligh loh, auratnya diperhatikan yaaa…”
Aktivitas lainnya
- mengajak anak membersihkan rumah, mencuci piring
- melibatkan anak dalam mengambil keputusan mengenai kegiatan sehari hari (contoh mau pakai pakaian apa biarkan anak yg memutuskan)
3. skg ada peterpan dan cinderella complex ya teh, itu penyebabnya apa teh? trus bagaimana orang tua bs menghindarkan anak dari hal tsb?
Jawab :
Penyebab sdh dijelaskan. Cara mengatasinya ya
*Cara yang bisa orangtua lakukan adalah* :
*1. mulai membiasakan diri dengan melatih anaknya lewat cara Berfikir-Memilih-Mengambil Keputusan (BMM)*.
Cara yang paling mudah bisa orangtua lakukan adalah dengan sering mengajukan kalimat tanya sehingga memancing anak untuk berpikir, dan akhirnya punya kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.
“Bagaimana perasaanmu tentang hal ini?”
“Kira-kira, apa yang kamu perlu lakukan, ya?
“Kalau kamu melakukan hal itu, apa akibatnya?”
Yang perlu diingat,
Ketika mengajukan pertanyaan, jangan lupa perhatikan intonasi suara. Jangan sampai bernada kasar sehingga bisa menyudutkan anak. Kalau begini, sih, jutsru kita yang melakukan kekerasan verbal.
Dalam hal ini, Ibu Elly Risman menegaskan, kalau yang dibutuhkan adalah gaya parenting otoritatif, yaitu bisa menyeimbangkan antara ekspektasi, dukungan atau kasih sayang serta keseimbangan logika dan cinta.*
orangtua yang punya ekspektasi yang tinggi harus bisa memberikan dukungan, misalnya “Mama dan papa ingin kamu melakukan hal ini, apa yang bisa bantu?”
Untuk anak laki, Ibu Elly menitik beratkan agar kita para orangtua tidak tidak terlalu memanjakan, tidak selalu dibela jika melakukan kesalahan, dan tidak selalu menuruti permintaannya. Singkatnya, anak-anak perlu diajarkan menerima kenyataan hidup.
*2. Orangtua tentu perlu melatih diri bagaimana berkomunikasi dengan anak, selain itu dual parenting merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam pengasuhan anak*. Jadi, peran suami sangatlah penting.
3 . Adanya *Perbedaan Struktur Otak Laki-laki dan Perempuan*, sehingga kita sebagai orangtua *perlu memahami adanya perbedaan struktur otak laki- laki dan perempuan, sehingga cara pengasuhan akan berbeda.*
Misalnya, dengan memerhatikan teknik berkomunikasi dengan anak.
Ibu Elly menerangkan kalau laki laki memiliki otak lebih berat 50 gram dibanding perempuan. Sehingga anak kaki laki cenderung lebih rasional, kurang empati dibanding perempuan dan fokus pada solusi.
Sementara otak perempuan memiliki corpus collosum, yaitu jembatan otak kiri dan otak kanan yang lebih tebal, sehingga perempuan cenderung lebih emosional, insting lebih tajam dan bisa langsung bertindak cepat meskipun masih berpikir.
Hal inilah yang menyebabkan perlunya pendekatan berbeda antara anak laki laki dengan perempuan. “Saat bicara sama suami atau anak laki-laki jangan lebih dari 15 kata supaya mereka ingat. Sedangkan kalau istri atau anak perempuan, ngomong bisa berpanjang lebar dan muter-muter lebih dulu,” jelas Elly.
*Untuk mendidik anak menjadi tangguh tidak hanya menekankan akademis, karena sukses tidak hanya ditentukan oleh IQ,EQ,SQ saja tapi juga AQ.
AQ atau Adversity Quotient menujukkan sejauh mana anak dapat bertahan dalam penderitaan dan dapat mengatasinya dengan baik*
Ketika anak sekolah ternyata ada buku pelajaran yang tertinggal di rumah, apa yang akan kita lakukan? Langsung mengantarkan buku tersebut ke sekolah atau justru membiarkan saja? Langkah yang tepat tentu saja tidak mengantarkan buku tersebut ke sekolah.
Hal ini berguna untuk melatih AQ anak. Dengan kemampuan AQ ini, anak-anak akan berusaha ‘deal’ dengan tantangan. Kenyataannya, banyak orangtua yang salah ambil langkah karena merasa tidak tega.
*4. Berdamai dengan Innerchild*
Meskipun innerchild ini tidak selalu buruk, namun Anda perlu bijaksana menyikapinya.
Ibu Elly memberikan contoh, seorang ayah yang dulunya kehilangan ibu dari kecil, ke depannya bisa sangat tergantung pada istrinya. Sebaliknya, seorang istri yang dulunya dididik terlalu keras dan mandiri oleh ayahnya, ketika sudah menikah akan tidak mau dibantu suaminya.
Oleh karena itulah, hal pertama kali yang harus dilakukan orangtua adalah perlunya _healing innerchild_ pada diri kita sendiri. Orangtua perlu memahami innerchild diri sendiri dan pasangannya lebih dulu. Dengan begitu, orangtua bisa menjembatani kebutuhan innerchild tersebut dan saat mendidikan anak bisa melakukan dual parenting sehingga timbul kesepahaman dan kesepakatan.
Setelah orangtua bisa berdamai dengan diri sendiri, tentu pola asuh yang kita jalankan akan lebih baik dan terasa menyenangkan.
5. *Melatih Kemandirian anak sejak dini*
Dan Orangtua harus belajar dan berani tega kepada anak-anaknya dalam melatihkan kemandirian tsb. Tentunya dibutuhkan komitmen yg besar baik dr ayah maupun ibu ya.. intinya ayah dan ibu harus kompak.
Oleh karena itu, diharapkan ayah dan ibu bisa menjalankan fitrah perannya dgn baik.
Jawab :
Penyebab sdh dijelaskan. Cara mengatasinya ya
*Cara yang bisa orangtua lakukan adalah* :
*1. mulai membiasakan diri dengan melatih anaknya lewat cara Berfikir-Memilih-Mengambil Keputusan (BMM)*.
Cara yang paling mudah bisa orangtua lakukan adalah dengan sering mengajukan kalimat tanya sehingga memancing anak untuk berpikir, dan akhirnya punya kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.
“Bagaimana perasaanmu tentang hal ini?”
“Kira-kira, apa yang kamu perlu lakukan, ya?
“Kalau kamu melakukan hal itu, apa akibatnya?”
Yang perlu diingat,
Ketika mengajukan pertanyaan, jangan lupa perhatikan intonasi suara. Jangan sampai bernada kasar sehingga bisa menyudutkan anak. Kalau begini, sih, jutsru kita yang melakukan kekerasan verbal.
Dalam hal ini, Ibu Elly Risman menegaskan, kalau yang dibutuhkan adalah gaya parenting otoritatif, yaitu bisa menyeimbangkan antara ekspektasi, dukungan atau kasih sayang serta keseimbangan logika dan cinta.*
orangtua yang punya ekspektasi yang tinggi harus bisa memberikan dukungan, misalnya “Mama dan papa ingin kamu melakukan hal ini, apa yang bisa bantu?”
Untuk anak laki, Ibu Elly menitik beratkan agar kita para orangtua tidak tidak terlalu memanjakan, tidak selalu dibela jika melakukan kesalahan, dan tidak selalu menuruti permintaannya. Singkatnya, anak-anak perlu diajarkan menerima kenyataan hidup.
*2. Orangtua tentu perlu melatih diri bagaimana berkomunikasi dengan anak, selain itu dual parenting merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam pengasuhan anak*. Jadi, peran suami sangatlah penting.
3 . Adanya *Perbedaan Struktur Otak Laki-laki dan Perempuan*, sehingga kita sebagai orangtua *perlu memahami adanya perbedaan struktur otak laki- laki dan perempuan, sehingga cara pengasuhan akan berbeda.*
Misalnya, dengan memerhatikan teknik berkomunikasi dengan anak.
Ibu Elly menerangkan kalau laki laki memiliki otak lebih berat 50 gram dibanding perempuan. Sehingga anak kaki laki cenderung lebih rasional, kurang empati dibanding perempuan dan fokus pada solusi.
Sementara otak perempuan memiliki corpus collosum, yaitu jembatan otak kiri dan otak kanan yang lebih tebal, sehingga perempuan cenderung lebih emosional, insting lebih tajam dan bisa langsung bertindak cepat meskipun masih berpikir.
Hal inilah yang menyebabkan perlunya pendekatan berbeda antara anak laki laki dengan perempuan. “Saat bicara sama suami atau anak laki-laki jangan lebih dari 15 kata supaya mereka ingat. Sedangkan kalau istri atau anak perempuan, ngomong bisa berpanjang lebar dan muter-muter lebih dulu,” jelas Elly.
*Untuk mendidik anak menjadi tangguh tidak hanya menekankan akademis, karena sukses tidak hanya ditentukan oleh IQ,EQ,SQ saja tapi juga AQ.
AQ atau Adversity Quotient menujukkan sejauh mana anak dapat bertahan dalam penderitaan dan dapat mengatasinya dengan baik*
Ketika anak sekolah ternyata ada buku pelajaran yang tertinggal di rumah, apa yang akan kita lakukan? Langsung mengantarkan buku tersebut ke sekolah atau justru membiarkan saja? Langkah yang tepat tentu saja tidak mengantarkan buku tersebut ke sekolah.
Hal ini berguna untuk melatih AQ anak. Dengan kemampuan AQ ini, anak-anak akan berusaha ‘deal’ dengan tantangan. Kenyataannya, banyak orangtua yang salah ambil langkah karena merasa tidak tega.
*4. Berdamai dengan Innerchild*
Meskipun innerchild ini tidak selalu buruk, namun Anda perlu bijaksana menyikapinya.
Ibu Elly memberikan contoh, seorang ayah yang dulunya kehilangan ibu dari kecil, ke depannya bisa sangat tergantung pada istrinya. Sebaliknya, seorang istri yang dulunya dididik terlalu keras dan mandiri oleh ayahnya, ketika sudah menikah akan tidak mau dibantu suaminya.
Oleh karena itulah, hal pertama kali yang harus dilakukan orangtua adalah perlunya _healing innerchild_ pada diri kita sendiri. Orangtua perlu memahami innerchild diri sendiri dan pasangannya lebih dulu. Dengan begitu, orangtua bisa menjembatani kebutuhan innerchild tersebut dan saat mendidikan anak bisa melakukan dual parenting sehingga timbul kesepahaman dan kesepakatan.
Setelah orangtua bisa berdamai dengan diri sendiri, tentu pola asuh yang kita jalankan akan lebih baik dan terasa menyenangkan.
5. *Melatih Kemandirian anak sejak dini*
Dan Orangtua harus belajar dan berani tega kepada anak-anaknya dalam melatihkan kemandirian tsb. Tentunya dibutuhkan komitmen yg besar baik dr ayah maupun ibu ya.. intinya ayah dan ibu harus kompak.
Oleh karena itu, diharapkan ayah dan ibu bisa menjalankan fitrah perannya dgn baik.
--selesai--
#bundasayangIIP
#fitrahseksualitas
#gamelevel11
Komentar
Posting Komentar