“Sebuah bingkai aliran rasa dari seorang ibu yang memiliki asa untuk berubah”

Mengikuti Institut Ibu Profesional merupakan langkah awal perubahan dalam pribadiku. Kegalauan-kegalauan yang selama ini aku rasakan seperti mulai terurai. Dulu menjadi ibu rumah tangga merupakan beban bagiku karena aku belum tahu caranya menjadi bahagia. Materi yang super kece dipandu oleh fasil yang ga kalah kece “mb Ummi Haajiroh”, membuatku terhenyak kalau ternyata banyak ilmu yang belum aku ketahui. Inilah yang membuatku senang “belajar”.

Di nhw#1, aku diajak kembali melihat apa yang sebenarnya ingin aku jalani dalam hidup ini dengan menetapkan jurusan ilmu yang ingin ditempuh, lalu dilanjut mengisi nhw#2 membuat cek list indikator profesionalisme diri melalui diskusi dengan suami, ini sesuatu yg luar biasa. Sebelumnya aku ga pernah terpikir mau membuat indikator ini. Nhw#3 memintaku membuat surat cinta untuk suami ( yang ini sukses membuat suamiku senyum2 sendiri), setelah itu aku diminta melihat lebih dalam mengenai potensiku, potensi anak dan suami. Aku belum mengerti mengapa harus serepot ini, tapi tetap ku kerjakan nhw#3 dengan sungguh-sungguh.

Berlanjut ke nhw#4, menanyakan kembali apakah aku sudah mantap dengan jurusan ilmu yang ingin ditempuh, ternyata aku mengubahnya karena memang pada saat mengerjakan nhw#4 aku memutuskan bekerja di ranah publik. Lalu, nhw#5 diminta membuat desain pembelajaran untuk diri sendiri dan anak, woww aku yang seorang lulusan pendidikan bahkan belum pernah membuat desain pembelajaran untuk diriku. Hidupku mengalir begitu saja, telah lama kutinggalkan ini semenjak aku disibukkan mengurus rumah dan anak. Nhw#6 lebih menantang lagi karena aku diminta membuat jadwal harian yang biasanya aku jalani begitu saja tanpa ada perencanaan, lumayan menguras waktu dan pikiran dalam mengerjakan nhw#6,tapi karena aku tahu ini baik untukku makanya kukerjakan secara detail.

Minggu ini adalah minggu terberat bagiku, tiba-tiba keputusan berubah, dengan pertimbangan berbagai pihak aku memutuskan kembali ke ranah domestik. Tujuan berubah ke titik awal nhw#1, Allah mengarahkanku untuk kembali melihat kembali tujuan hidupku. Ketegangan dan kegalauan kembali melanda, sampai aku hampir tidak ingin melanjutkan kelas MIIP lagi, akan tetapi aku mencoba bertahan dan tetap mengerjakan nhw. Berkonsultasi dengan mb Ummi Haajiroh membantuku kembali ke jalur. Ibarat sedang berjalan menuju sebuah tujuan,tiba-tiba aku berbelok arah dengan cepat hingga tersandung. Setelah tersadar, akupun bangkit dan mencoba kembali ke jalur awal yang ingin kutempuh. Masuklah aku ke materi dan nhw#7.

Hmmm...rupanya Nhw#7 lebih santai dibanding dengan nhw sebelumnya, mengisi ST30 menurutku sangat menyenangkan karena aku jadi lebih tahu skill atau bakat yang aku dimiliki dan yang dapat dikembangkan. Setelah mengisi ST30, ternyata memang itulah yang aku harapkan. Mulailah terbuka hati dan pikiranku, aku ingin mengerjakan sesuatu yang membuatku berbinar dan bahagia.

Kemudian, datanglah nhw#8 yang super duper mantapks. Aku menyukainya meski waktu mengerjakannya sedikit lebih sulit dari nhw#7, aku diminta memantapkan diri dengan membuat misi hidup dan merencanakan hal yang membuatku produktif. Semakin menguraikan benang kusut dalam pikiranku. Aku harus move on dan tidak boleh berjalan di tempat. Sejak mengerjakan nhw#8, aku menjadi lebih semangat, hariku haruslah terisi manfaat meski itu hanya menyelesaikan tumpukan setrikaan yg menggunung, maupun membaca buku yang menganggur di atas lemari. Apapun itu aku ga boleh terlena dengan waktu luang. Kesibukan akan membuat pikiran dan hatiku hidup.

And the last, nhw#9 bentuknya hanya sebuah tabel biasa, sungguh tidak menarik. Tetapi jangan salah, untuk mengisinya ternyata tidak semudah membuat tabel, aku harus membuat sebuah ide keren yg manfaatnya luas untuk masyarakat dengan berbekal minat dan skill yang dimiliki. Ide keren ini bakal menjadi mesin penggerak untuk langkah-langkah selanjutnya. Harus tetap semangat mengerjakan nhw terakhir ini. Alhamdulillah done!

Selesailah kelas matrik ini, banyak sekali kesan mendalam yang aku peroleh di kelas ini. Ilmu yang luas, bertambah kawan sekaligus saudara seperjuangan yaitu para ibu hebat yang tidak pernah lelah belajar. Perjalanan kita masih panjang kawan, masih adakah asa tergenggam dalam jiwa? Semangat terus kawan-kawanku di MIIP Bekasi 3 Batch#4, kita berjuang semampu kita to be profesional, biarlah Allah SWT dan Rasul SAW yang menilai usaha kita. I love u all cause Allah SWT.

Salam Ibu Profesional..
Resti Elfia Shanti

Komentar

Postingan Populer